KH Atabik Ali Meninggal Dunia karena COVID-19

Konten Media Partner
6 Februari 2021 19:00 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Daftar panjang kyai Nahdlatul Ulama yang meninggal karena COVID-19 kembali bertambah dengan meninggalnya KH Atabik Ali. Pada awal Desember lalu, Asosiasi Pesantren Nahdlatul Ulama atau Rabithah Ma'ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU) mencatat 207 ulama pengasuh pondok pesantren telah meninggal dunia karena terpapar COVID-19.
Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum, KH Atabik Ali meninggal dunia karena COVID-19 pada Sabtu (6/2) siang sekitar pukul 13.00 WIB pada usia 78 tahun. Ulama kharismatik itu meninggal setelah dirawat selama sepekan di Paviliun Mina Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta yang merupakan ruang isolasi untuk pasien COVID-19.
ADVERTISEMENT
Humas RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta, Eka Budy Santoso menjelaskan bahwa saat meninggal dunia status KH Atabik Ali masih masih sebagai pasien COVID-19.
“Masih dalam perawatan sebagai pasien COVID-19,” kata Eka Budy Santoso saat dihubungi, Sabtu sore.
Terkait dengan penyakit penyerta atau komorbid, Eka enggan menjelaskan karena hal itu adalah privasi keluarga.
Dikonfirmasi mengenai hal itu, Ketua Yayasan Ali Maksum yang juga keponakan KH Atabik Ali, Afif Abdullah mengatakan tidak bisa memastikan penyebab meninggalnya KH Ali Maksum ataupun dirawat di mana ketika harus menjalani rawat inap di PKU Muhammadiyah Kota Yogya.
“Saya tahunya beliau dirawat di ruang ICU, itu saja, dan beliau kan ya sudah sepuh, pakai kursi roda lama,” katanya.
ADVERTISEMENT
Afif menambahkan pada intinya proses pemakaman hanya diikuti oleh pihak keluarga saja untuk menghindari terjadinya kerumunan. Terlebih menurutnya saat ini daerah Krapyak dan sekitarnya masih berstatus sebagai zona merah persebaran COVID-19.
“Jadi hanya terbatas (yang mengantarkan jenazah),” ujar Afif Abdullah.
Almarhum KH Atabik Ali langsung dimakamkan sore itu juga di pemakaman Pathok Negara, Dongkelan, Kasihan, Bantul.
Sebelumnya, keluarga Pondok Pesantren Krapyak juga telah kehilangan 2 ulamanya, yakni Nyai Haji Siti Hanifah adik dari KH Tabik Ali pada 13 November 2020 lalu, dan Rais Syuriah PBNU, KH Raden (KHR) Muhammad Najib Abdul Qodir Munawwir pada Senin 4 Januari 2021 pada usia ke-67 tahun.
Kasus COVID-19 di Pesantren
Pada Jum'at (11/12) tahun lalu, Asosiasi Pesantren Nahdlatul Ulama atau Rabithah Ma'ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU) mengeluarkan rilis bahwa 207 ulama pengasuh pondok pesantren telah meninggal dunia karena terpapar COVID-19.
ADVERTISEMENT
Ketua RMI PBNU H Abdul Ghofarrozin hal itu adalah sebuah kehilangan yang sangat besar sekaligus ancaman serius bagi kalangan pesantren dan juga bangsa Indonesia pada umumnya.
Menurutnya, negara belum hadir secara optimal untuk mengurusi masalah tersebut. Itu dibuktikan dari buruknya koordinasi antardinas di pemerintah daerah atau pada lintas kementerian. “Komunikasi publik yang tidak berpihak kepada pesantren khususnya jika ada klaster pesantren dan di beberapa daerah pesantren sulit mengakses swab PCR test,” tuturnya sebagaimana dikutip NU Online. (Widi Erha Pradana / YK-1)