Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Kiprah Sultan HB IX untuk Kemerdekaan RI di Orkestra Serenade Bunga Bangsa Yogya
18 Agustus 2023 18:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali menggelar konser orkestra bertajuk Serenade Bunga Bangsa yang ke-9.
ADVERTISEMENT
Konser ini digelar untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-78 sekaligus Peringatan 11 tahun Keistimewaan DIY.
Serenade Bunga Bangsa #9 ini digelar di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY) pada Sabtu (19/8) malam. Ada 80 musisi yang terlibat dalam konser ini dengan membawakan delapan repertoar.
Konduktor Konser Serenade Bunga Bangsa, Eki Satria, mengungkapkan beberapa repertoar yang akan dibawakan di antaranya ‘Api Kemerdekaan’, ‘Hari Merdeka’, ‘Hymne Kemerdekaan’, hingga ‘Bersukaria’ yang diciptakan oleh Bung Karno.
Lagu-lagu nasional ini akan dibawakan secara medley atau digabungkan menjadi satu dengan biola solo.
Selain dibawakan secara medley, lagu-lagu nasional ini juga akan dibawakan dengan irama 7/8, sesuai dengan usia Republik Indonesia. Hal ini jadi sesuatu yang unik, sebab biasanya lagu-lagu tersebut dibawakan dengan irama 4/4.
ADVERTISEMENT
“Jadi bunyinya akan lain sekali. Temponya akan lebih cepat dan ganjil, tapi enak,” kata Eki Satria saat dihubungi pada Jumat (18/7).
Selain lagu-lagu bernuansa kebangsaan, ada juga beberapa lagu tentang Keistimewaan DIY. Salah satunya adalah ‘Bekti Ibu Pertiwi’ karya Eki berkolaborasi dengan Oscar Artunes. Karya ini bercerita tentang peran Sri Sultan Hamengku Buwono IX dalam Kemerdekaan RI.
“Sumbangsihnya Sultan HB IX kan banyak sekali, termasuk membawa sifat-sifat Jawa yang ditampilkan oleh Beliau untuk membantu Indonesia merdeka,” ujarnya.
Syair yang ditulis oleh Oscar dalam karya ini menceritakan bagaimana Sri Sultan HB IX tanpa pamrih memberikan bantuan untuk memerdekakan Republik Indonesia.
“Untuk musiknya diekspresikan dengan musik pelan yang haru,” kata Eki.
Selain ‘Bekti Ibu Pertiwi’, ada satu komposisi baru juga yang akan ditampilkan dalam konser ini, yaitu ‘Hamemayu Hayuning Bawana’ yang diciptakan oleh Vishnu Satyagraha.
ADVERTISEMENT
Vishnu menceritakan, karya ini bercerita tentang angin yang menanyakan dari mana asalnya, ke mana tujuannya, serta kenapa dia harus ada. Angin dikisahkan bergelut dengan gelombang Laut Selatan yang kemudian bertiup ke utara menuju Panggung Krapyak Yogya, Keraton hingga Malioboro.
Saat berada di tengah inilah dia akan digoda dengan berbagai nafsu keduniawian.
“Kalau di tengah-tengah dia menghadapi godaan kekuasaan, ada Kepatihan, pasar, bagaimana kita menjual buat diri secara ekonomi yang kadang-kadang harus meletakkan idealismenya. Di situ juga ada Sarkem (Pasar Kembang), jadi manusia gelombang yang di laut dengan gelombang di Malioboro itu sama,” kata Vishnu Satyagraha.
Sampai akhirnya, angin tersebut bertiup ke Tugu Golong Gilig, di mana dia sadar untuk terus ke Merapi. Di ketinggian Merapi, dia merasa mengalami keheningan dan bisa melihat semuanya dari atas. Di sana, dia sadar bahwa bahwa tujuan dia ada adalah untuk Hamemayu Hayuning Bawana.
ADVERTISEMENT
“Yaitu mempercantik dunia yang sudah cantik. Jadi tugasnya dia ke situ. Ini sebenarnya merupakan respons ruang tata kota Yogyakarta yang baru diusulkan sebagai warisan budaya dunia kepada UNESCO,” jelasnya.
Ada juga repertoar berjudul ‘Jajan’, yang bercerita tentang kuliner-kuliner di Yogya yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda. Mulai dari yangko, lemper, roti kembang waru, sate klathak, dan tempe benguk.
Konser ini akan digelar di Concert Hall TBY pada Sabtu (19/8) malam dan dapat ditonton secara gratis. Tapi sebelumnya, penonton harus melakukan reservasi terlebih dahulu dengan menghubungi panitia. Adapun kontak yang bisa dihubungi di antaranya 0818-0710-0696 (Endah) dan 0812-2994-840 (Firlie).