Konten Media Partner

Kisah Korban MLM “Maksa” di Jogja: Diajakin First Date, Tahunya ke Seminar MLM

20 Januari 2024 15:15 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi seminar MLM. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seminar MLM. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Banyak mahasiswa di Jogja menjadi korban bisnis multi level marketing (MLM) yang dilakukan dengan cara paksaan. A, salah seorang mahasiswi di kampus swasta Jogja adalah salah satu korbannya.
ADVERTISEMENT
A kehilangan uang Rp 12 juta karena dipaksa bergabung dengan sebuah bisnis MLM. Ia diajak oleh seorang teman pria, mahasiswa juga, yang baru dikenal dari aplikasi kencan (dating apps).
Awalnya, pada Oktober 2023, teman prianya mengajak A ke sebuah acara ulang tahun temannya. Namun saat itu A sedang sibuk, jadi tak bisa ikut.
Beberapa hari berselang, giliran A mengajak temannya untuk jalan-jalan ke sebuah tempat wisata di Kaliurang, Sleman. Temannya setuju, tapi bilang kalau A akan dijemput oleh teman pelaku. Tanpa menaruh curiga, A mengiyakan.
“Tapi saya malah dibawa ke hotel yang ada di Sleman, terus saya disuruh ikut seminar yang ternyata itu seminar MLM,” kata A kepada Pandangan Jogja, Jumat (19/1).
Ilustrasi korban MLM 'Maksa'. Foto: Pexels
Setelah seminar selesai, A diprospek oleh para leader yang hadir di acara tersebut. Beberapa orang mengerubunginya dan terus mendesak supaya ia ikut dalam bisnis tersebut.
ADVERTISEMENT
Untuk menarik A, orang-orang tersebut saling memamerkan kesuksesan masing-masing. Ada yang bilang sudah bisa beli motor cash setelah beberapa bulan gabung bisnis tersebut. Bahkan, ada yang mengaku sudah bisa beli mobil dan rumah setelah tiga tahun join.
“Pelaku terus-terusan mepet saya supaya bisa join,” ujarnya.
Karena terus didesak dan ada sedikit rasa penasaran, maka A menyerahkan uang Rp 12 jutanya ke mereka. Untuk mendapatkan uang itu, para pelaku memberi saran supaya A berbohong ke orang tuanya jika dia telah merusak kamera temannya.
Dan sampai sekarang, dia tak mendapat satu rupiahpun dari bisnis tersebut.
Modus serupa dialami juga oleh T, mahasiswi sebuah kampus swasta Jogja pada September 2023. Ia diajak L, mahasiswi salah satu kampus negeri di Jogja yang belum lama ia kenal dari Telegram.
ADVERTISEMENT
Suatu hari, L memaksa mengajaknya main ke Solo menghadiri acara ulang tahun temannya. T sudah menolak karena ada urusan lain, tapi L terus memaksa dan mendesaknya. Akhirnya dengan berat hati T pun menerima ajakan itu.
“Dia ngajak ke sebuah hotel gitu, terus alasan dia itu acara ulang tahun temannya, eh ternyata seminar MLM,” kata T.
Ilustrasi pamer kekayaan. Foto: Freepik
Di sana, para senior satu per satu menjadi pembicara dan memamerkan kesuksesannya. Orang-orang bergemuruh, tepuk tangan. “Mereka itu kayak lagi memuja atasannya, sumpah lihatnya merinding,” lanjutnya.
Selesai seminar, ia langsung diprospek oleh beberapa upline, didesak terus-menerus untuk bergabung.
Akhirnya, T yang orangnya tak enakan, mentransfer uangnya sebesar Rp 2,7 juta. Tak sampai di situ, pelaku juga menanyakan apakah ia punya aset lain seperti laptop, handphone, atau perhiasan untuk menambah modal. Karena mengaku tak punya, para pelaku menyuruhnya meminjam uang lewat aplikasi pinjaman online (pinjol).
ADVERTISEMENT
Bahkan, para pelaku memaksa T membohongi orang tuanya jika dia sudah menghilangkan kamera temannya dan harus mengganti Rp 7 juta. Lagi-lagi, meskipun T menolak tapi para pelaku terus mendesak dan memaksanya.
“Terus ya pada akhirnya karena aku enggak tega sama orang tuaku, aku ngomong sejujurnya. Dan setelah ayahku istikharah (salat meminta petunjuk) dan cari jalan keluarnya dari kyai, ternyata mereka emang penipu,” kata T.
Ilustrasi bisnis multi level marketing (MLM). Foto: Shutterstock
A dan T hanya dua dari banyak mahasiswa di Jogja yang jadi korban MLM ‘Maksa’. Sebelumnya, S, mahasiswi kampus swasta di Jogja yang juga anak asuh di Panti Asuhan Yatim Putri Islam Yogyakarta juga menjadi korban dengan modus serupa.
Kasusnya sempat viral setelah diunggah ke media sosial oleh pengurus panti asuhan tersebut. Bedanya, ia tidak diajak ke seminar MLM. Dia diajak nonton bioskop oleh temannya, namun ternyata malah diajak ke sebuah warung makan yang di sana sudah ada beberapa orang untuk memaksa dan mendesak S bergabung dengan sebuah bisnis MLM dan menyerahkan sejumlah uang ke mereka.
ADVERTISEMENT