Kolektor: Bursa Keris MAS 2022 Yogya Adalah Ajang ‘Piala Dunia’ Pencinta Keris

Konten Media Partner
19 September 2022 19:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pengunjung sedang melihat-lihat keris di Bursa Keris MAS 2022 di Yogyakarta. Foto: ESP
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pengunjung sedang melihat-lihat keris di Bursa Keris MAS 2022 di Yogyakarta. Foto: ESP
ADVERTISEMENT
Dalam sehari, Joko Supriadi, seorang kolektor sekaligus penjual keris asal Jatinegara, Jakarta, telah memborong 21 keris-keris tua dari bursa keris yang digelar dalam Musyawarah Agung Senapati Nusantara (MAS) 2022 di Yogyakarta. Semua keris yang dia beli adalah keris-keris tua, dari era Singosari-Majapahit ke atas.
ADVERTISEMENT
“Rata-rata harganya Rp 4 juta sampai Rp 4,5 juta, total sudah belanja hampir Rp 100 juta untuk 21 keris,” kata Joko Supriadi, Minggu (18/9).
Salah satu keris yang dia dapatkan adalah keris Sepang Uruping Dilah luk 3. Sepang berarti menjaga keseimbangan dalam kehidupan, sedangkan uruping dilah bermakna sebagai semangat untuk menyeimbangkan diri seseorang untuk menjadi lebih dominan.
“Ini keris tua era Singosari tahun 1222, kira-kira sudah berusia 800 tahunan,” lanjutnya.
Kolektor sekaligus penjual keris asal Jakarta, Joko Supriadi, menunjukkan keris koleksinya di Bursa Keris MAS 2022 di Yogyakarta. Foto: ESP
Ada tiga ciri utama yang menjamin keaslian sebuah keris: aspek korosi, lipatan, serta gradasi warna. Gradasi warna tua, muda, ngijo, nguning, pertanda bahwa keris itu sudah mengalami oksidasi dalam jangka waktu ratusan tahun, sedangkan keris baru biasanya hanya memiliki satu warna. Dan keris Sepang Uruping Dilah yang dia beli, menurutnya telah memenuhi semua aspek itu.
ADVERTISEMENT
Joko yang kini sudah memiliki 6.000an keris mengatakan bahwa MAS 2022 menjadi momentum kebangkitan dunia perkerisan nasional setelah terpuruk hampir tiga tahun karena pandemi. Tak cuma melimpah, harga keris-keris yang dijual di MAS 2022 juga jauh lebih murah ketimbang sebelum pandemi.
“Hari ini maharnya murah-murah, sebelum pandemi maharnya mencapai Rp 10-an juta, sekarang bisa turun 50 persen,” kata Joko Supriadi.
Salah seorang penjual menunjukkan keris tua dari era Kerajaan Singosari di Bursa Keris MAS 2022 Yogya. Foto: ESP
Kolektor yang juga penjual keris lain dari Jakarta, Fitra Sudibyo, bahkan mengatakan bahwa ajang MAS 2022 merupakan ‘piala dunia’ bagi para pecinta keris.
“Kalau diibaratkan sepak bola, event ini adalah piala dunia. Event puncak, 5 tahun sekali, dan ditunggu-tunggu,” kata Fitra Sudibyo.
Begitu juga dengan bursa keris di MAS 2022 yang sudah ditunggu-tunggu oleh para pecinta keris dari seluruh Indonesia. Semua peserta, baik pameran maupun bursa keris sangat antusias mengikuti event tersebut.
ADVERTISEMENT
Sama dengan Joko, di event tersebut Fitra juga berhasil mendapatkan beberapa koleksi yang istimewa. Salah satu yang paling istimewa adalah mendak emas berlian yang dia beli dengan harga Rp 10 juta.
Mendak adalah sebuah ornamen penyambung, posisinya berada di antara handle dan bilah keris. Bentuknya berupa cincin di bagian tengah.
“Istimewanya karena karatnya, penggarapan dan kondisi bagus masih utuh,” ujar Sudibyo.
Penjual keris di Bursa Keris MAS 2022 Yogya menunjukkan keris tua koleksinya. Foto: ESP
Tak cuma pecinta keris, mereka yang datang ke bursa keris MAS 2022 di Yogya juga berasal dari kalangan masyarakat lain, salah satunya para pecinta burung perkutut nasional. Susilo, dari Komunitas Pecinta Burung Perkutut Nasional, mengatakan bahwa keris memang memiliki kaitan tersendiri dengan burung perkutut.
Pria asal Depok Jawa Barat itu memegang falsafah Jawa, dimana seorang pria harus memiliki pusaka, yakni keris, turonggo (kuda atau kendaraan), wisma (rumah), dan klangenan atau hobi yang dimaknai sebagai burung perkutut.
ADVERTISEMENT
“Itu satu kesatuan yang harus dimiliki oleh orang Indonesia,” kata Susilo.