Komisi XI DPR Kenalkan Penggunaan QRIS ke Ratusan UMKM di Yogyakarta

Konten Media Partner
4 September 2022 13:18 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para peserta sosialisasi implementasi sistem pembayaran non-tunai, QRIS, di Kampus Universitas Teknologi Digital Indonesia (UTDI) Yogyakarta, Sabtu (3/9) berfoto bersama seusai acara. Foto: Ara
zoom-in-whitePerbesar
Para peserta sosialisasi implementasi sistem pembayaran non-tunai, QRIS, di Kampus Universitas Teknologi Digital Indonesia (UTDI) Yogyakarta, Sabtu (3/9) berfoto bersama seusai acara. Foto: Ara
ADVERTISEMENT
Sistem pembayaran non-tunai atau cashless makin diminta masyarakat karena sisi kepraktisannya. Tak perlu bawa-bawa cash ke mana-mana, hanya dengan handphone di tangan sudah siap melakukan transaksi apapun. Namun, sebenarnya belum banyak pelaku bisnis yang terbiasa menggunakan transaksi non tunai.
ADVERTISEMENT
Karenanya Bank Indonesia (BI) sebagai mitra kerja dari Komisi XI DPR, terus melakukan sosialisasi transaksi non-tunai terutama untuk sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Pada Sabtu (3/8) kemarin, ratusan pelaku UMKM di Yogya mendapatkan sosialisasi implementasi penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), bertempat di kampus Universitas Teknologi Digital Indonesia (UTDI), Banguntapan, Bantul, DIY.
RM Wibisono berbicara di depan ratusan pemilik UMKM di Yogya pada Sabtu (3/9). Foto: Ara
Mewakili Ketua Komisi XI DPR RI, RM Wibisono mengatakan dengan berkembangnya teknologi saat ini, semua transaksi baik perdagangan, toko, warung, tiket wisata, pembayaran tagihan, dan transaksi lainnya dapat dibayarkan melalui aplikasi dari penyelenggara jasa sistem pembayaran baik bank maupun non bank.
Menurutnya, pembayaran secara non tunai atau cashless semakin diminati mayarakat. Melalui metode cashless ini masyarakat tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah yang banyak. Hal itu dikenal dengan uang elektronik atau e-money. Walaupun terbilang sederhana namun hal tersebut masih memerlukan beberapa QR untuk setiap transaksi yang berbeda.
ADVERTISEMENT
"Nah, dengan adanya QRIS Bank Indonesia, semua QR dari berbagai aplikasi pembayaran dapat dibayarkan dengan satu kode QR walaupun dari Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP), yang berbeda," tutur bernama lengkap RM Moch. Wahyu Wibisono ini.
Tenaga Ahli Ketua Fraksi Partai Golkar DPR RI itu mengatakan metode pembayaran QRIS masih terbilang baru dan masih ada yang belum memahami tentang QRIS BI. Maka itu sosialisasi peralihan sistem transaksi dari konvensional menuju sistem digital, perlu dilaksanakan secara masif.
"Kendala yang ada bisa diatasi dengan penyuluhan secara masif, atau bisa dengan cara mendatangi ke perbankan untuk mendapatkan pengetahuan tentang QRIS. Namanya masyarakat, dari cara konvensional ke sistem teknologi, langsung bisa kan tidak mungkin. Jadi memang perlu proses bertahap," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Pembina Muda Daya itu mengatakan penggunaan QRIS sebetulnya simple dan jika masyarakat sudah mengenal QRIS pasti akan lebih mudah. "Apalagi ini UMKM. Dengan menggunakan QRIS maka untuk pembayaran-pembayaran itukan tidak repot lagi, semua kan terdata di aplikasinya itu," terangnya.
Ratusan pemilik UMKM di Yogya serius menyimak sosialisasi QRIS di Yogya. Foto: Ara
Panewu Banguntapan I Nyoman Gunarsa yang juga menjadi pembicara dalam acara sosialisasi tersebut mengungkapkan di era digitalisasi saat ini sangat dibutuhkan sistem pembayaran melalui QRIS. "Sangat bermanfaat, karena tadi kelihatan sekali kemudahan keunggulan, kemudian teknologinya yang sangat membantu tidak hanya dalam pengembangan secara pengetahuan tapi bagaimana teman-teman UMKM, teman-teman asosiasi PKL ini menjadi dimudahkan ketika bertransaksi," ujar I Nyoman.
Menurutnya dengan QRIS tidak perlu lagi membawa uang tunai, kemudian transaksinya juga bisa multi fungsi. Ia menyatakan bagi para pelaku UMKM di Kapanewon Banguntapan baru kali ini diberikan sosialisasi. Harapannya dengan adanya sosialisasi dari BI ini bisa semakin meluas implementasi QRIS.
ADVERTISEMENT
Ia juga menyadari ada kendala dalam sosialiasi, mengingat para pelaku UMKM di Banguntapan banyak diantaranya secara usia tidak muda lagi. "Sehingga memang butuh proses, yang mana teman-teman seusia tidak di bawah kita. Dan memang sudah ada sepuh-sepuh jadi perlu pendampingan. Nah, itulah harapan kami kedepan BI melalui mitra-mitra kerjanya agar senantiasa memberikan pendampingan," ucapnya.
Salah seorang peserta UMKM dari Mekar Abadi asal Banguntapan Ayu Sofi mengapresiasi diadakannya sosialiasi QRIS. Dirinya juga melihat banyak diantara peserta secara usia telah tua, karena itu agar sukses dalam implementasi QRIS dibutuhkan follow up setelah sosialisasi tersebut.
"Kan karena pesertanya kebanyakan ibu-ibu, bapak-bapak, kan dari segi umur tua, jadi agak sulit menyesuaikan. Sehingga memang perlu sosialisasi lebih masif, perlu edukasi dengan baik. Kalau untuk ibu-ibu perlu pelatihan secara personal, jadi satu-satu diajari kayak gitu," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Acara ini juga dihadiri Pengurus Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Yogyakarta dan para pelaku UMKM di Kapanewon Banguntapan. Suasana sosialisasi sendiri mendapatkan antusias tinggi dari para peserta. Pun, dibuka quiz dengan doorprize dan hadiah menarik yang telah disediakan. (Rls/Ara/Ana)