Konten Media Partner

Kota Yogya KLB Gondongan: 169 Kasus Sepanjang 2024, Mayoritas Dialami Siswa SD

1 November 2024 15:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak mengalami gondongan. Foto: lllonajalll/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak mengalami gondongan. Foto: lllonajalll/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kasus penularan penyakit gondongan atau parotitis di Kota Yogyakarta sepanjang 2024 ini mengalami peningkatan signifikan. Per 30 Oktober 2024, Dinkes Kota Yogya telah menemukan kasus gondongan sebanyak 169 kasus, padahal pada 2023 tidak ditemukan kasus gondongan di Kota Yogya.
ADVERTISEMENT
Ketua Tim Kerja Surveilans Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan, yang juga Epidemiolog di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Solikhin Dwi, mengatakan bahwa situasi ini membuat penyakit gondongan sudah termasuk dalam kategori kejadian luar biasa (KLB) secara epidemiologis.
“Periode akhir September hingga minggu ketiga Oktober 2024 tidak terdeteksi kasus. Namun, pekan ini naik lagi dan jumlah penderitanya 169 orang yang rata-rata diderita oleh anak SD,” ujar Solikhin, Rabu (30/10) kemarin.
Ia berharap, para orang tua dan sekolah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk menekan angka penularan gondongan di Kota Yogya.
“Pencegahan dapat dilakukan dengan cuci tangan memakai sabun dengan air mengalir secara rutin sebelum makan atau setelah berada dari tempat atau lingkungan yang berisiko, tidak berbagi peralatan mandi atau makan dengan penderita gondongan dan menerapkan etika batuk seperti menutup mulut dan hidung,” ujarnya.
Ilustrasi vaksinasi Measles, Mumps, Rubella (MMR) yang dapat mencegah terjangkitnya penyakit gondongan. Foto: Dinkes Kota Yogya
Sementara itu, Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu, menjelaskan bahwa gondongan ditandai dengan pembengkakan di sekitar rahang atau leher akibat peradangan kelenjar parotis.
ADVERTISEMENT
“Penyakit ini sangat mudah menular, terutama di lingkungan sekolah,” jelas Endang.
Gejala awal yang muncul pada penderita antara lain demam, sakit kepala, nyeri saat mengunyah atau menelan, dan nyeri otot. Dinas Kesehatan mengimbau agar anak-anak yang mengalami gejala gondongan sebaiknya tidak masuk sekolah untuk mencegah penularan lebih lanjut.
Ia menambahkan, agar para orang tua memastikan bahwa anak-anak mereka telah mendapatkan vaksinasi Measles, Mumps, Rubella (MMR). “Pemberian vaksin MMR ini dapat mencegah terjadinya gondongan,” ujarnya.