Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Kustini Targetkan Zero Waste dan Usung Konsep Koperasi untuk Atasi Sampah Sleman
23 November 2024 18:32 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Calon Bupati Sleman nomor urut 1, Kustini Sri Purnomo, menegaskan komitmennya untuk mengatasi permasalahan sampah di Kabupaten Sleman. Dalam wawancara dengan Pandangan Jogja, Jumat (22/11), ia menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukannya, termasuk desentralisasi pengelolaan sampah, pembentukan koperasi sampah, dan pemberian insentif bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kustini menjelaskan latar belakang desentralisasi pengelolaan sampah di Sleman yang dilaksanakan sejak Agustus 2023 atas instruksi Gubernur DIY.
"Selama lebih dari 20 tahun, sampah di Sleman semuanya dibuang ke Piyungan tanpa dipilah. Bulan Agustus 2023, Pak Gubernur menyurati para bupati harus desentralisasi sampah di kabupaten masing-masing," jelasnya.
Menindaklanjuti instruksi tersebut, Kustini yang saat itu menjabat sebagai Bupati Sleman, segera membentuk Satgas Sampah dan membangun tiga tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) di Kalasan, Tamanmartani, dan Minggir.
“Kita sekarang sudah membuat TPST di Kalasan, di Tamanmartani, dan di Minggir. Alhamdulillah, walaupun memang awalnya tidak segampang apa membalik tangan karena prosesnya lama,” ujar Kustini.
Ia menambahkan bahwa konsep pengelolaan sampah di Sleman ini bertujuan untuk mencapai zero waste.
ADVERTISEMENT
"Harapannya (mencapai) zero (waste), tapi tidak semudah itu apabila tidak dibarengi dengan masyarakat yang mulai memilah sampah dari rumah tangga," kata Kustini.
Sebagai solusi jangka panjang, Kustini mengusung pembentukan koperasi sampah yang dinamai Koperasi Jasa Pengelolaan Sampah Sleman Sembada (Kopasmanda). Ia menyebutkan bahwa koperasi ini akan bekerja sama dengan kelurahan dan masyarakat untuk mengelola sampah yang telah dipilah, baik organik maupun anorganik.
"Kopasmanda ini nanti kita kerja sama, di kelurahan harus ada, dan di TPST juga ada. Sampah dipilah dulu, yang organik sendiri, plastik sendiri, dan kardus disediakan dibeli harganya lebih mahal di koperasi ini," jelasnya.
Selain itu, untuk mendorong keterlibatan masyarakat, Kustini menyatakan akan memberikan insentif bagi RT, RW, atau pedukuhan yang aktif memilah sampah.
ADVERTISEMENT
"RT, RW, masyarakat apabila mau memilah sampah akan kita beri insentif, nanti sesuai dengan tonase sampahnya," terang Kustini.
Kustini berharap program ini mampu menciptakan lingkungan Sleman yang lebih bersih dan bebas dari sampah.
"Jika semua sadar dan dimulai dari rumah tangga, masalah sampah ini selesai sebenarnya," pungkasnya.