Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Kustini Tegaskan Komitmen Tingkatkan Layanan Kesehatan di Sleman
23 November 2024 18:20 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Calon Bupati Sleman nomor urut 1, Kustini Sri Purnomo, memaparkan program-program prioritasnya di bidang kesehatan. Dengan pengalaman sebagai Bupati Sleman, Kustini menegaskan komitmennya untuk melanjutkan dan menyempurnakan berbagai inisiatif yang telah berjalan, mulai dari penanganan stunting, pengadaan posyandu kit, hingga memastikan cakupan kesehatan menyeluruh melalui BPJS.
ADVERTISEMENT
Dalam wawancara dengan Pandangan Jogja, Kamis (15/11), Kustini mengungkapkan bahwa angka stunting di Sleman mengalami penurunan, meskipun masih dalam angka kecil.
“Stunting di Sleman turun dari 4,51 ke 4,41. Walaupun sedikit, ini menunjukkan ada perbaikan. Target kami ke depan adalah zero stunting,” ujar Kustini.
Ia menjelaskan bahwa upaya penurunan angka stunting akan difokuskan melalui program Pecah Ranting Hiburane Rakyat, salah satu program yang telah ia jalankan di tahun 2021. Program ini, menurut Kustini, melibatkan kolaborasi antara posyandu, masyarakat, dan berbagai pihak dalam menyediakan makanan bergizi dengan bahan lokal.
“Kita gerakkan bersama-sama dengan memberi anak-anak kita makanan bergizi, tapi melibatkan masyarakat sekitarnya untuk membeli bahan-bahan yang ada di sekitar ini sehingga ada kolaborasi dari kesehatan, perkembangan anak, dan juga sosial, dan juga akhirnya ekonomi,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Kustini juga memaparkan pentingnya keberadaan posyandu kit dalam menunjang layanan kesehatan desa. Ia menyebut, lebih dari 1.550 posyandu di Sleman telah menerima dukungan berupa alat-alat kesehatan senilai Rp8,5 juta per unit, termasuk timbangan, tensimeter, dan pengukur antropometri. Alat ini memungkinkan pemantauan kesehatan yang lebih akurat untuk balita, remaja, hingga lansia.
“Posyandu kit yang ada di Kabupaten Sleman itu nanti terintegrasi karena bukan hanya anak-anak balita, tapi nanti juga untuk remaja, juga nanti untuk lansia. Karena lansia punya harapan hidup tinggi di Sleman,” ujarnya.
Selain itu, Kustini menggarisbawahi capaian Kabupaten Sleman dalam cakupan BPJS Kesehatan.
“Sleman itu hampir 100 persen (tercover BPJS Kesehatan). Yang belum ikut itu hanya kemarin kita sisir sekitar 8 ribuan, dengan penduduk Sleman itu 1.000.160. Ini capaian kita, kita sudah tiga tahun berturut-turut. Orang Sleman kesehatan kita jamin dan ini kita anggarkan di APBD kurang lebih 48 miliar khusus meng-cover adanya BPJS di Sleman,” jelas Kustini.
ADVERTISEMENT
Kustini juga menjelaskan upayanya dalam meningkatkan fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit dan puskesmas. Ia menyebutkan bahwa Sleman menganggarkan sekitar Rp650 miliar untuk pengembangan fasilitas kesehatan. Salah satu inovasi yang akan dilanjutkan adalah penerapan konsep healthspace di puskesmas, yang dirancang untuk memberikan kenyamanan bagi pengunjung.
“Masuk ke puskesmas itu bukan sakit tapi senang. Nanti kita tata sarana dan prasarananya seperti anak-anak muda, ada kafenya, tempat bermain anak, dan pojok baca. Ini untuk memfasilitasi dan edukasi kepada masyarakat bahwa sakit sudah sembuh,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kustini juga menegaskan pentingnya kesehatan lansia di Sleman, yang jumlahnya mencapai lebih dari 100.000 jiwa. Menurutnya, lansia akan terus dipantau melalui posyandu terintegrasi yang bekerja sama dengan puskesmas.
ADVERTISEMENT
“Posyandu terintegrasi nanti untuk lansia, kita kerja sama dengan puskesmas setempat bagaimana memantau kesehatannya, bagaimana nanti kita melakukan pendampingannya, memberdayakan, dan olahraga. Saya baru aja membuat senam lansia sembada dan ini untuk mengurangi stroke dan lain sebagainya. Ke depan, akan ada juga sekolah lansia,” katanya.
Program-program ini, menurut Kustini, menjadi langkah untuk menjaga kualitas kesehatan masyarakat Sleman secara menyeluruh. Ia berharap, inovasi yang ada dapat mendorong peningkatan kualitas hidup seluruh warga, mulai dari anak-anak hingga lansia.
“Harapan hidup tinggi pasti dimulai dengan kehidupan yang sehat,” tutup Kustini.