Konten Media Partner

Lomba Cerpen TBY: Pengarsipan Folklor Tegaskan Yogya sebagai Kota Budaya

20 Juli 2024 12:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu juri Lomba Cerpen Tutur Tumurun, Joni Ariadinata (tengah) dalam podcast TBY bersama host, Alya Mirza (kiri), dan kurator, Latief S. Nugraha (kanan). Foto: Dok. Taman Budaya Yogyakarta
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu juri Lomba Cerpen Tutur Tumurun, Joni Ariadinata (tengah) dalam podcast TBY bersama host, Alya Mirza (kiri), dan kurator, Latief S. Nugraha (kanan). Foto: Dok. Taman Budaya Yogyakarta
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Taman Budaya Yogyakarta (TBY) telah menyelenggarakan lomba penulisan cerita pendek (cerpen) bertajuk Tutur Tumurun pada 20 Mei-29 Juni lalu. Tujuan lomba ini adalah menghidupkan kembali dan mengarsipkan folklor dalam bentuk cerpen untuk menegaskan posisi Yogya sebagai Kota Budaya.
ADVERTISEMENT
Kini, lomba sedang dalam tahap penjurian. Salah satu juri lomba cerpen, Joni Ariadinata, menyebutkan bahwa karya-karya cerpen dari peserta lomba memperlihatkan folklor sebagai hal yang mewakili identitas Yogya.
“Untuk DIY, cerpen bertema folklor adalah tema paling mewakili. Tema ini selain meneguhkan identitas Yogya sebagai kota budaya, sekaligus mengingatkan kembali masyarakat pembaca terhadap jati diri kita sebagai pewaris nusantara,” ucap Joni saat dihubungi Pandangan Jogja, Kamis (18/7).
Proses penjurian pada tahap presentasi 10 karya terbaik di TBY, Senin (15/7). Foto: Dok. Taman Budaya Yogyakarta
Menurut Joni, kearifan lokal di Jogja harus terus dijaga dan salah satunya adalah dengan cara pengarsipan.
Sependapat dengan Joni, juri lainnya yang bernama Satmoko Budi Santoso juga sepakat bahwa program pengarsipan folklor melalui bentuk kreatif semacam cerpen mesti diteruskan.
“Program ini sangat inovatif dan TBY perlu melanjutkan dengan program sejenis karena berbasis riset. Khazanah kearifan lokal masa silam selalu menarik dikaji kembali diriset dengan baik,” kata Satmoko.
Sastrawan, Satmoko Budi Santoso. Foto: Dok. Satmoko Budi Santoso
Bagi Satmoko, pengarsipan folklor yang dilakukan oleh TBY dengan melibatkan penulisan kreatif ini akan membuat anak-anak muda di Jogja semakin sadar dengan kebudayaan dan cerita-cerita masa lampau.
ADVERTISEMENT
“Ini juga cara yang bagus mendekatkan folklor dengan Gen Z sehingga menjadi kembali aktual. Terlihat bahwa Gen Z juga mempunyai kegelisahan menengok masa silam. Cerpen merupakan wadah yang tepat sebagai sarana mengolah ragam penafsiran sebagai jembatan capaian estetika karya sastra yang memikat,” jelasnya.
Pemenang lomba cerpen Tutur Tumurun oleh TBY akan diumumkan pada 20 Agustus mendatang, bersamaan dengan acara Pesta Cerita yang akan diadakan di Panggung Rigging TBY.