Makan Bergizi Gratis di Sleman: Butuh 70 SPPG, Baru 2 yang Beroperasi

Peninjauan pelaksanaan program Makan Bersama Gratis (MBG) di Sleman, Jumat (17/1). Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman hingga kini belum melaksanakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) secara mandiri. Program ini masih dikelola oleh Badan Gizi Nasional (BGN) dan Kodim 0732/Sleman.

Sekretaris Daerah (Sekda) Sleman, Susmiarto, menjelaskan bahwa MBG merupakan bagian dari strategi nasional yang pendanaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pemkab Sleman hanya berperan mendukung operasional program tersebut.

Sekretaris Daerah (Sekda) Sleman, Susmiarto, usai meninjau pelaksanaan MBG di SMP Negeri 5 Depok, Sleman, Jumat (17/1). Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja

"Yang diinisiasi oleh Pemkab Sleman belum ada, karena ini kan program Badan Gizi Nasional. Tapi kami men-support,” ujar Susmiarto usai meninjau pelaksanaan MBG di SMP Negeri 5 Depok, Sleman, Jumat (17/1).

Menurut Susmiarto, program ini masih dalam tahap uji coba dan direncanakan akan diperluas secara bertahap. Saat ini, terdapat sekitar 200 ribu siswa di Sleman yang tercatat sebagai penerima manfaat program tersebut.

“Kalau kita hitung, sekitar 200-an ribu anak perlu dilayani. Satu SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) melayani sekitar 3.000 anak, jadi kita membutuhkan 70 SPPG,” jelasnya.

Komandan Kodim 0732/Sleman, Letkol Inf Mohammad Zainollah, menyebutkan saat ini telah tersedia empat dapur SPPG di Sleman, namun baru dua yang beroperasi. Dapur di Depok dikelola langsung oleh TNI, sementara dapur di Cangkringan dijalankan dengan kerja sama mitra mandiri dan yayasan lokal.

Komandan Kodim 0732/Sleman, Letkol Inf Mohammad Zainollah. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja

“Saat ini, di Sleman ada empat dapur SPPG, tapi yang sudah operasional baru dua, yaitu di Depok dan Cangkringan. Lokusnya adalah sekolah terdekat dengan dapur-dapur tersebut,” ujar Zainollah.

Zainollah menambahkan, jarak penerima manfaat dibatasi maksimal 2-3 kilometer dari dapur yang beroperasi untuk memudahkan distribusi makanan bergizi.