Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Makhluk Misterius Pemakan Ternak di Gunungkidul
9 Agustus 2021 20:27 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Ahli dari BKSDA maupun UGM belum bisa memastikan mahluk apa yang membunuh puluhan kambing di Gunungkidul ini

Dalam sepekan, belasan kambing milik warga Desa Purwodadi, Tepus, Gunungkidul, mati dengan cara yang hampir sama. Pada tubuh kambing-kambing itu, ditemukan bekas gigitan hewan liar di bagian leher dan perut.
ADVERTISEMENT
Kepala Desa Purwodadi, Sagiyanto, mengatakan sedikitnya sudah ada 14 kambing milik warganya yang mati selama sepekan terakhir. Kendati demikian, dia belum bisa memastikan apakah kematian hewan-hewan ternak itu memang disebabkan oleh serangan hewan liar atau karena faktor lain.
Hingga saat ini, ada empat titik lokasi terjadinya kematian kambing secara misterius di Desa Purwodadi yang terdapat di Padukuhan Danggolo dan Ngande-ande. Dari ciri yang ditemui pada tubuh kambing-kambing yang mati, kemungkinan besar kematiannya memang disebabkan karena serangan hewan liar.
“Soalnya ada bekas gigitan, kayak di leher sama perutnya,” kata Sagiyanto, pekan lalu.
Apalagi kejadian seperti itu bukanlah hal baru. Sagiyanto mengatakan, tahun-tahun sebelumnya memang hampir selalu ada kasus kematian hewan ternak akibat serangan hewan liar. Kasus serangan hewan liar ini biasanya terjadi pada musim kemarau karena sumber makanan di hutan yang semakin menipis.
ADVERTISEMENT
Menipisnya sumber makanan di habitatnya, membuat hewan-hewan liar di hutan harus keluar dari habitatnya untuk mencari sumber makanan lain. Dan kambing-kambing milik warga yang dipelihara jauh dari rumah mereka akhirnya menjadi sasaran hewan liar tersebut.
“Kemungkinan memang karena serangan hewan liar, karena di wilayah Purwodadi sendiri sudah sering terjadi masalah serupa,” ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto. Menurutnya, kemungkinan besar kematian kambing-kambing milik warga itu memang disebabkan oleh serangan hewan liar, bukan karena penyakit tertentu.
“Biasanya karena serangan hewan liar sejenis anjing liar seperti kejadian tahun-tahun lalu,” ujarnya.
Namun sampai saat ini dia mengaku belum mendapatkan perkembangan laporan dari lapangan terkait misteri kematian kambing-kambing tersebut. Saat ini, tim lapangan dari Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul menurutnya masih melakukan investigasi untuk memastikan penyebab kematian hewan ternak di Desa Purwodadi, Tepus, tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kami masih menunggu laporan dari teman-teman di lapangan,” ujar Bambang Wisnu.
Masih Jadi Misteri
Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Retno Widyastuti, mengatakan bahwa sampai saat ini hewan liar yang kerap memangsa hewan ternak milik warga masih menjadi misteri. Memang banyak yang mengatakan bahwa hewan liar tersebut merupakan anjing-anjing liar yang hidup di dalam hutan Gunungkidul. Tapi sampai saat ini belum bisa dipastikan seperti apa hewan buas pemangsa ternak milik warga tersebut.
“Yang ahli dari BKSDA maupun UGM saja belum bisa pastikan, kalau penduduk mungkin pernah lihat, tapi kalau sampai menangkap sepertinya belum pernah,” kata Retno.
Retno mengaku pernah melakukan pemantauan di dalam hutan hingga dini hari bersama tim dari Dinas Pertanian Gunungkidul untuk memantau hewan buas tersebut, namun hasilnya nihil. Padahal, untuk mencapai lokasi pemantauan yang berada di tengah hutan tersebut harus menaiki bukit dan membutuhkan waktu dua sampai tiga jam.
ADVERTISEMENT
Kemungkinan, hewan buas tersebut memiliki kemampuan penciuman yang kuat sehingga bisa mengendus kehadiran manusia. Sebab, lokasi kejadian serangan terhadap ternak terus berpindah-pindah dari satu alas (hutan) ke alas lain. Misalnya saat tim melakukan pemantauan di Alas Danggolo, maka kejadiannya akan berpindah ke alas yang lain, begitu seterusnya.
“Bahkan di tengah masyarakat beredar cerita mistis kalau makhluk itu berwujud anjing yang jalannya tegak seperti manusia,” ujarnya.
Tapi ada petunjuk lain terkait hewan buas tersebut. Selain memiliki indera penciuman yang kuat, hewan tersebut juga tidak pernah memangsa ternak hingga habis. Mereka hanya mengambil sedikit jeroan kambing saja lalu meninggalkannya begitu saja.
“Hanya diambil jeroannya sedikit, ini bisa jadi petunjuk binatang buas apa yang sukanya ngobral (memilih) jeroan saja,” kata Retno.
ADVERTISEMENT
Memindah dan Memperkokoh Kandang
Untuk mengatasi serangan hewan buas terhadap ternak warga yang selalu terjadi dari tahun ke tahun, Dinas Pertanian Gunungkidul menurut Retno telah berusaha menjalin koordinasi dengan lembaga lain mulai dari BKSDA Yogyakarta, Balai Besar Veteriner Wates, Fakultas Kedokteran Hewan UGM, camat, hingga lurah untuk melakukan penanganan yang tepat.
Sejumlah jebakan juga telah dipasang untuk menangkap hewan buas yang masih jadi misteri itu. Meskipun sampai sekarang belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan.
“Pernah mau pasang CCTV tapi sulit karena enggak ada listrik,” kata Retno Widyastuti.
Menurutnya, saat ini yang bisa menjadi solusi terbaik adalah memindahkan kandang ternak warga ke lokasi yang lebih dekat dengan perkampungan atau rumah mereka. Pasalnya, saat ini masih banyak warga yang memilih memelihara ternaknya di hutan dengan alasan supaya lebih mudah dalam memberi pakan.
ADVERTISEMENT
“Mengubah sebuah kebiasaan yang sudah lama dilakukan mungkin perlu waktu,” ujarnya.
Padahal, memelihara ternak di tempat yang lebih dekat dengan rumah menurutnya adalah kunci untuk mengatasi masalah ini. Sebab, hewan buas yang kerap memangsa ternak warga akan takut dengan lampu, cahaya, api, maupun kehadiran manusia.
“Upaya lain yaitu memperkokoh kandang, karena hewan buas ini selain merusak kandang juga bisa menggali,” kata Retno.