Konten Media Partner

Makna Pohon Peksi Buraq di Peringatan Isra Mikraj Kraton Jogja

9 Februari 2024 18:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Putra Dalem Putri merangkai Peksi Buraq. Foto: Dok. Kratonjogja.id
zoom-in-whitePerbesar
Putra Dalem Putri merangkai Peksi Buraq. Foto: Dok. Kratonjogja.id
ADVERTISEMENT
Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, permaisuri Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Putra Dalem Putri GKR Mangkubumi, GKR Condrokirono, GKR Maduretno, GKR Hayu, dan GKR Bendara yang merangkai Pohon Peksi Buraq dengan tangannya sendiri.
ADVERTISEMENT
Ini adalah satu-satunya simbol dakwah yang dirangkai langsung oleh Ibu Ratu Kraton Jogja dan Putra Dalem Putri.
Gunungan, labuhan, rangkaian bunga nikahan dan sebagainya yang merangkai adalah abdi dalem. Tapi Peksi Buraq, Ibu Ratu dan Putra Dalem Putri lah yang merangkai sendiri, dengan tangannya sendiri.
“Peksi Buraq atau burung Buraq adalah penanda penting kewajiban salat lima waktu dalam peristiwa Israk Mikraj. Maka simbol Peksi Buraq pun dirangkai sendiri oleh GKR Hemas dan Putra Dalem Putri, bukan oleh abdi dalem,” kata Abdi Dalem Kanca Kaji Mas Penewu Ngabdul Wahab, Rabu, 7 Februari ini.
Abdi Dalem membawa rangkaian pohon bunga dan Peksi Buraq ke Kagungan Dalem Masjid Gedhe. Foto: Dok. Kratonjogja.id
Peksi dalam bahasa jawa berarti burung, sementara Burak adalah Buraq. Kehadiran pohon Peksi Burak ini pun sebagai perwujudan akan burung Buraq yang dipercaya menjadi wahana suci atau kendaraan Nabi Muhammad SAW saat melakukan Israk Mikraj.
ADVERTISEMENT
Peksi Burak dirangkai dari potongan kulit jeruk bali yang dibentuk menyerupai kepala, leher, badan, dan sayap buraq. Peksi Burak kemudian disusun di atas pohon buatan yang terbuat dari rangka bambu menyerupai guci setinggi satu meter.
Pohon buah ini disusun dari rangkaian 8 jenis buah-buahan (dari bawah ke atas secara berurutan disusun atas pisang raja berpasangan, rambutan, manggis, jeruk, apel, sawo, jeruk bali yang sudah dikupas, dan salak), serta untaian tebu yang dikupas dan diiris-iris setebal 4 cm. Bagian atasnya ditutup dengan rimbunan daun kemuning yang dihiasi bunga patra menggala berwarna merah, kuning, dan oranye. Pohon buah dibuat sepasang, untuk masing-masing Peksi Burak jantan dan betina.
“Permaisuri GKR Hemas memimpin jalannya pembuatan Peksi Burak di Kagungan Ndalem Bangsal Sekar Kedhaton pada pukul 09.00-12.00 WIB Rabu siang tadi,” terang Ngabdul Wahab.
Peksi Buraq di Kagungan Dalem Masjid Gedhe. Foto: Dok. Kratonjogja.id
Pada pukul 15.00-16.00 WIB, Peksi Burak yang telah selesai dirangkai diarak menuju Kagungan Dalem Masjid Gedhe untuk menemani pengajian dan pembacaan riwayat Baginda Rasulullah Muhammad SAW termasuk dialog pendek antara nabi dengan Malaikat Jibril yang terjadi selama perjalanan Isra Mikraj dan juga hikmah-hikmah pada perjalanan Israk Mikraj.
ADVERTISEMENT
Setelah pengajian, buah-buahan yang ada di Pohon Peksi Burak dibagikan kepada semua yang hadir.
“Berbagai buah yang disusun pada pohon Peksi Burak menjadi simbol kesuburan dan kemakmuran,” kata Ngabdul Wahab.
Dan seluruh rangkaian prosesi Hajad Dalem Yasa Peksi Burak, pun, berakhir.