Konten Media Partner

Manager Telkom CorpU: Dunia Big Data Jadi Zona Anak Matematika dan Fisika

19 Oktober 2024 13:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Senior Manager Digital Platform & Digital Service Telkom CorpU, Prasetyo Raharjo dalam acara Jogja Innovator Summit di Auditorium FMIPA UGM, Jumat (18/10). Foto: Mulyairfani/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Senior Manager Digital Platform & Digital Service Telkom CorpU, Prasetyo Raharjo dalam acara Jogja Innovator Summit di Auditorium FMIPA UGM, Jumat (18/10). Foto: Mulyairfani/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Big data mengacu pada kumpulan data yang sangat besar dan kompleks sehingga sulit untuk diproses dengan cara biasa. Namun, dengan kemajuan teknologi, big data kini bisa dimanfaatkan untuk membantu perusahaan dan industri dalam membuat keputusan yang lebih cepat dan tepat, seperti memprediksi produk yang paling diminati oleh konsumen atau meningkatkan efisiensi layanan.
ADVERTISEMENT
Dalam acara Jogja Innovator Summit di Auditorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Jumat (18/10), Senior Manager Digital Platform & Digital Service Telkom CorpU, Prasetyo Raharjo, menyampaikan bahwa big data sekarang bukan hanya menjadi ranah lulusan ilmu komputer, tapi juga menjadi area yang dikuasai oleh anak-anak matematika dan fisika.
"Kalau boleh saya kasih tahu, orang yang berkecimpung di dunia big data itu sekarang bukan anak komputer, tapi anak matematika dan fisika," kata Prasetyo saat ditemui Pandangan Jogja seusai mengisi materi di Jogja Innovator Summit, Jumat (18/10).
Senior Manager Digital Platform & Digital Service Telkom CorpU, Prasetyo Raharjo dalam acara Jogja Innovator Summit di Auditorium FMIPA UGM, Jumat (18/10). Foto: Muhammad Hafiq/Pandangan Jogja
Dia menjelaskan bahwa lulusan sains seperti matematika dan fisika sudah memiliki pemahaman dasar yang mendalam tentang istilah-istilah di bidang teknologi. Dengan modal tersebut, mereka dapat lebih cepat beradaptasi dan memahami bagaimana industri teknologi beroperasi.
ADVERTISEMENT
"Kalau teman-teman MIPA nanti terjun ke dunia teknologi dan bisnis, sudah banyak istilah-istilah yang teman-teman MIPA jauh lebih paham dibanding orang lain. Misalnya, ada istilah komputer kuantum, anak fisika kuantum pasti sudah tahu tentang hal itu," ujar Prasetyo.
Prasetyo menambahkan bahwa ilmu dasar sains yang dipahami oleh anak-anak MIPA memberikan mereka keunggulan untuk berinovasi di bidang teknologi.
“Ini bukan masalah areanya orang MIPA. Tapi, kalau teman-teman MIPA mau berkecimpung di sana dan mau belajar teknologi, mereka akan lebih cepat," jelasnya.
Jogja Innovator Summit di Auditorium FMIPA UGM, Jumat (18/10). Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
Prasetyo berharap anak-anak MIPA tetap fokus dan tidak hanya terjebak dalam pembelajaran akademis. Ia mendorong mereka untuk aktif memperluas wawasan dengan menjalin koneksi ke industri-industri, sehingga mereka dapat memperkaya pengalaman dan meningkatkan keterampilan. Menurutnya, dengan kombinasi ilmu dasar yang kuat dan keterampilan industri yang terus diasah, peluang di dunia teknologi semakin terbuka lebar.
ADVERTISEMENT
"Teman-teman MIPA tetap harus banyak belajar ke industri-industri dan meningkatkan kemampuannya membangun portofolio, nanti lama-lama akan ketemu," ucap Prasetyo.