Marak Klitih, Sultan: Belum Perlu Jam Malam, Ortu Harus Rajin Cek Kamar Anak

Konten Media Partner
27 Maret 2023 14:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X usai menghadiri rapat paripurna di Kantor DPRD DIY, Senin (27/3). Foto: WIdi RH Pradana
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X usai menghadiri rapat paripurna di Kantor DPRD DIY, Senin (27/3). Foto: WIdi RH Pradana
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, menanggapi meningkatnya kasus kekerasan jalanan dan klitih yang terjadi di DIY sepanjang awal bulan Ramadhan. Selain proses hukum yang harus ditegakkan, keluarga atau orang tua menurut dia juga harus bisa membangun konsolidasi sendiri di dalam rumah tangganya.
ADVERTISEMENT
Orang tua menurut Sultan harus berperan dalam mengawasi setiap aktivitas anak-anak mereka, terutama pada malam hari.
“Dalam arti kalau anaknya enggak mau (dibatasi), ya di malam-malam hari mau bangun orang tuanya untuk melihat tempat tidurnya ditempati enggak. Asal orang tua mau begitu, membangun dialog yang baik,” kata Sultan HB X usai menghadiri Rapat Paripurna di Kantor DPRD DIY, Senin (27/3).
Namun jika orang tua tidak punya kedekatan dan hubungan yang baik dengan anak-anaknya, maka masalah kejahatan jalanan yang dilakukan oleh remaja dan anak-anak menurut dia akan sulit diatasi meskipun aparat penegak hukum telah bekerja secara optimal.
“Tapi kalau dengan orang tuanya itu enggak pernah bertemu, enggak pernah tahu, pamit pun enggak pernah, ya terus gimana? Tetap akan ada masalah,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Kaitannya dengan aturan penerapan jam malam seperti yang sudah diberlakukan sejumlah kota dan kabupaten di DIY, menurut Sultan hal itu masih belum perlu dilakukan sampai di skala provinsi. Pasalnya, penerapan jam malam menurut dia akan melahirkan masalah baru di tengah masyarakat.
“Saya kira enggak perlu (jam malam), itu nanti pro dan kontra untuk masalah publik,” kata dia.
Soal rencana Pemda DIY yang akan mendirikan sekolah khusus untuk anak-anak nakal dan perlu perhatian khusus, Pemda menurut Sultan masih terus mempertimbangkan rencana tersebut.
“Kami masih mempertimbangkan dalam arti apakah orang tua atau si anak apakah mau. Problemnya kan sekian puluh tahun yang lalu sama yang sekarang kan berbeda,” kata Sri Sultan HB X.
ADVERTISEMENT