Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Melihat Pameran Gebyar Keistimewaan 2024: Tes Kejiwaan Gratis dan Aneka Kuliner
1 September 2024 18:13 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Penutupan Malam Puncak Gebyar Keistimewaan, yang menandai 12 tahun Dana Keistimewaan, berlangsung meriah dengan ribuan pengunjung yang memadati area panggung dan pojok kuliner. Berbagai hidangan khas dari lima kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) disajikan, menambah semarak suasana.
ADVERTISEMENT
Acara yang berlangsung sejak Jumat (30/8) hingga Sabtu (31/8) di Lapangan Minggiran, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, menampilkan beragam kegiatan, mulai dari pemeriksaan kejiwaan, fun run, zumba, jathilan, ketoprak, workshop miru jarik, hingga pameran Desa Prima. Puncaknya adalah penampilan musik yang dinantikan oleh banyak orang.
"Sejak kemarin sudah banyak warna yang menghiasi Gebyar Keistimewaan. Ada jathilan, penampilan musik campur sari, dan keroncong. Ternyata banyak, baik laki-laki maupun perempuan, yang masih peduli dengan kebudayaan," ujar Budayawan Nianto, yang juga mengisi workshop miru jarik, saat ditemui Pandangan Jogja, Sabtu (31/8).
Pemeriksaan kejiwaan yang dilakukan tanpa biaya apapun ini merupakan hasil kerja sama dengan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grhasia, yang menarik minat banyak pengunjung.
Selain itu, para perempuan dari 15 Desa Prima di seluruh Jogja, yang telah dilatih untuk memiliki jiwa enterpreneur, juga menjajakan produk olahan mereka. Pengunjung dapat menikmati sajian khas seperti bakmi khas Gunungkidul, sego berkat, legondo, geblek sengek khas Kulon Progo, yangko, wingko, aneka jenang, sagon, pecel pincuk, mie des, mie lethek khas Bantul, dan banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Di pameran ini juga ditampilkan sarana dan prasarana yang didanai oleh Dana Keistimewaan, seperti bis Jogja Heritage, kano, dan beberapa kendaraan air yang biasa digunakan oleh tim SAR.
"Dana Keistimewaan itu untuk mendanai, terutama soal kebudayaan. Di daerah saya, Gunungkidul, saya sudah melihat sendiri hasil penyalurannya," tambah Nianto.
Penutupan Gebyar Keistimewaan diisi oleh penampilan musisi seperti Fanny Soegi, Burger Time, Metropolis Band, Gank X, Gublic Music, Noda Band, Arete Musik, dan Cring Crung Musik. Saat Fanny Soegi tampil sebagai penutup acara, pengunjung memenuhi area panggung hingga tak ada ruang tersisa. Fanny Soegi, yang berasal dari Semarang dan dikenal sejak bersama grup Soegi Bornean, kini sukses membranding dirinya sebagai solois.