Konten Media Partner

Mengingat Chamber Music Space 2023, Ruang Ekspresif Musisi Klasik Jogja

27 Mei 2024 2:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ini adalah reportase mahasiswa ISI Yogya, Gilbert Natanael Pardosi, yang merekognisi pagelaran Chamber Music Space di Sekolah Kawai Yogya pada 8-9 Desember 2023 lalu.
Pecahnya hari pertama oleh penampilan Vocal Groove. Foto: dok. Gilbert Natanael Pardosi.
Bagi musisi muda Yogyakarta, kehadiran Chamber Music Space sangat dibutuhkan. Apalagi ruang ini memberikan benefit berupa rekaman audio dan visual yang membantu mereka mempromosikan diri di dunia pertunjukan.
ADVERTISEMENT
Dalam rangka memberi ruang ekspresif alternatif bagi musisi-musisi muda di Yogyakarta, Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar sebuah pertunjukan musik dengan tajuk “Chamber Music Space”, yang digelar selama dua hari pada tanggal 8 – 9 Desember 2023, di Auditorium Sekolah Musik Kawai Yogyakarta.
Chamber Music Space adalah resital musik kamar, yaitu pertunjukan yang menampilkan musisi dalam jumlah kecil, atau menyesuaikan ukuran ruang dimana pertunjukan terjadi. Kata ‘space’ diambil dari kata space bar, simbol dari tombol penekan spasi yang memiliki arti sebagai ruang diantara kata-kata. Pertunjukan seperti ini lazim dilakukan, terutama oleh musisi-musisi berbasis klasik Eropa.
Penampilan Ramandk String Quartet di hari kedua (dok. Gilbert Natanael Pardosi)
Chamber Music Space juga sebagai ruang pertunjukan yang perdana diciptakan oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pertunjukan ini bermaksud untuk memberikan ruang alternatif yang menarik, unik, dan eksploratif, dengan menyuguhkan penampilan dari berbagai karya, seperti klasik, barok, modern, kontemporer, sampai karya-karya komposer muda dari Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Vishnu Satya Nugraha, sebagai Tim Perencanaan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta membeberkan bahwa acara ini lahir dari sebuah keresahan tentang banyaknya pertunjukan musik yang didominasi oleh pertunjukan mainstream, seperti band, maupun orkestra pop. Namun masih sangat sempit bagi musisi dalam format musik kamar yang ingin menampilkan keterampilan bermusik serta karya-karya mereka.
“Pada dasarnya ingin memberi ruang ekspresif yang alternatif. Pertunjukan biasanya, kebanyakan hanya menyediakan ruang buat orkestra pop atau format band. Jadi kami coba kasih wadah alternatif,” ucap Vishnu.
Eloquence Chamber saat tampil di Chamber Music Space di Jogja pada Desember lalu. Foto: Lintang Pramudia Swara
Acara ini telah menampilkan tujuh musisi asal Yogyakarta, yang telah berunjuk rasa melalui karya-karya yang dibawakan di dua hari yang berbeda. Mereka adalah Eloquence Chamber, Vocal Groove, dan Sax Bomb, pada hari pertama, dan keesokannya diramaikan oleh Duo Guitar (Mardian Bagus & Rahmat Raharjo), Chittara Raharjo, Ramandk String Quartet, dan Reclaim String Quartet.
ADVERTISEMENT
Selain menyajikan pertunjukan musik, acara ini juga menyediakan aktivitas photobooth gratis, yang ramai dihadiri para penonton maupun penampil.
Para penampil turut membagikan pengalamannya mengenai kehadiran Chamber Music Space, bahwa acara ini menjadi kebutuhan para musisi muda untuk menambah pengalaman dan portofolio penampilan mereka. Acara ini juga dinilai sangat mendukung para komposer atau arranger muda untuk menampilkan karya-karya orisinil mereka.
“Ruang kami sangat sedikit. Biasanya kalo kami mau adakan konser, biaya dan lainnya harus keluar secara pribadi, bahkan mengundang penonton pun ga mudah. Oleh sebab itu Chamber Music Space ini sangat penting bagi kami sebagai musisi muda untuk mendapatkan pengalaman, dan bisa menjadi bahan kami terjun ke dunia professional,” ujar Dayan anggota dari Ramandk String Quartet.
Penampilan "Vocal Groove" di Chamber Music Space 2023. Foto: Lintang Pramudia Swara
Hal senada juga disampaikan oleh Yosef dari Vocal Groove, bahwa acara ini sangat memperhatikan keberlangsungan musisi maupun komposer atau arranger muda yang saat ini sedang mencari ruang untuk menampilkan karya mereka.
ADVERTISEMENT
“Selain menampilkan lagu milik orang lain, kami juga membawakan lagu yang diciptakan oleh anggota kami. Karena acara ini juga dibuat untuk menampung komposer muda yang baru, sehingga karyanya bisa dimainkan,” kata Yosef.
Lebih jauh, Vishnu juga menambahkan kalau acara ini bermaksud menjadi ruang eksperimentasi dan apresiasi. Eksperimentasi dalam komposisi penampil seperti Sax Bomb, misalnya.
Vishnu Satyagraha (tengah, baju bunga-bunga warna putih dan hitam) berfoto dengan para penari dalam repertoar orkestranya seusai pertunjukan. Foto: ES Putra
Sax Bomb adalah grup musik eksperimental yang pemainnya beranggotakan lima saxophonist dan seorang drummer. Menjadi tidak biasa karena dalam format band umumnya, alat-alat musik konvensional hanya ditemani satu saxophonist. Penampil satu ini sangat berbeda.
“Kalau kita lihat, panggung dan ruang penciptaan itu sudah banyak, ruang distribusi pun sekarang sudah mudah dengan adanya internet. Tapi ruang apresiasi tertulis yang bisa mengulas secara lebih dalam, terlihat masih kosong. Jadi, kami satukan acara ini dengan program ‘Workshop Penulisan, Kritik dan Apresiasi’ yang sudah berlangsung beberapa pekan yang lalu, untuk temen-temen penulis bisa punya laboratorium untuk menulis,” lanjut Vishnu.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, Vishnu mengatakan bahwa para penampil diberikan fasilitas bermanfaat berupa rekaman audio dan video yang layak, dengan tampilan visual yang menarik, sebagai bahan portofolio untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan meningkatkan peluang mereka tampil di dunia pertunjukkan lainnya.
Di tahun 2024 ini, Chamber Music Space akan kembali hadir dengan treatment yang sama, serta semangat dan harapan yang serupa, agar teman-teman penampil dan para peserta workshop penulisan dapat memperluas jaringan pertunjukan dan memberi nilai lebih kepada tiap individu atau kelompoknya masing-masing.
Keterangan Redaksi:
Reportase ini lahir dari kelas penulisan musik kerjasama Dinas Kebudayaan Yogyakarta, Jurusan S1 Musik ISI Yogyakarta, dan Pandangan Jogja @kumparan.