Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Menkes di UNISA Yogya: Gaji Minimal Lulusan Muhammadiyah Harusnya Rp 15 Juta
4 September 2024 18:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa seharusnya tidak ada lulusan kampus Muhammadiyah yang gajinya di bawah Rp 15 juta per bulan.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Budi dalam acara Milad ke-33 UNISA Yogyakarta dan Peresmian Gedung Fakultas Kedokteran UNISA Yogyakarta, Rabu (4/9).
Dalam kesempatan itu, Budi menyinggung bahwa untuk menjadi negara maju, maka rerata gaji rakyat Indonesia mestinya minimal Rp 15 juta per bulan.
“Saya juga ingin menekankan bahwa jika kita gagal menjadi negara maju, dosa Muhammadiyah akan relatif lebih besar karena tidak berhasil mendidik anak-anaknya menjadi pintar dan sehat. Tidak ada satupun lulusan Muhammadiyah yang seharusnya berpenghasilan di bawah 15 juta rupiah per bulan jika kita ingin mencapai aspirasi sebagai negara maju,” ujar Budi Gunadi Sadikin, Rabu (4/9).
Ia menyebutkan bahwa saat ini rata-rata pendapatan pekerja di Indonesia baru di kisaran Rp 5 juta per bulan, masih jauh dari yang diharapkan.
ADVERTISEMENT
“Jika kita ingin menjadi negara maju, maka pendapatan kita harus mencapai 15 juta rupiah atau lebih,” ujarnya.
Agar seseorang bisa mendapat pendapatan Rp 15 juta per bulan, maka orang tersebut kata Budi harus pintar dan sehat. Di sini, Muhammadiyah sebagai organisasi masyarakat yang memiliki banyak lembaga pendidikan dan rumah sakit memiliki peran yang sangat besar.
Hal itu diamini oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir. Ia juga menyatakan bahwa saat ini Indonesia masih jauh tertinggal dalam hal kesehatan dan pendidikan di kancah internasional, bahkan di level ASEAN.
“Kami percaya bahwa di bidang kesehatan dan pendidikan, kita masih jauh dari mencapai standar negara maju. Di ASEAN saja, kita masih berada di bawah 7 negara lain dalam hal daya saing. IQ rata-rata Indonesia hanya 78, dengan ranking 113 dunia. Ini menunjukkan bahwa kita harus memacu diri lebih keras,” kata Haedar Nashir.
Sementara itu, Rektor UNISA Yogyakarta, Warsiti, mengatakan bahwa dalam rangka memajukan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan rakyat Indonesia, UNISA Yogya akan terus berupaya memberikan pelayanan pendidikan terbaik. Salah satu upaya terbaru UNISA Yogya kata dia adalah dibukanya Fakultas Kedokteran UNISA Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Hal ini menjadikan UNISA Yogya sebagai Perguruan Tinggi ‘Aisyiyah pertama di Indonesia yang mendapatkan izin operasional Fakultas Kedokteran.
“Dan dari 163 Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah, UNISA Yogyakarta menjadi universitas ke-15 yang mendapatkan izin operasional Fakultas Kedokteran,” kata Warsiti.