Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten Media Partner
Menkes: Sakit Perut Bisa Ditulis Sakit Udel, "Ribetnya" Jadi Pasien Rumah Sakit
27 Juli 2022 18:34 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Apa keluhanmu saat berhubungan dengan Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) baik puskesmas, rumah sakit, maupun laboratorium kesehatan? Sakit perut ditulis sakit udel? Antrian lama? Musti diagnosa ulang saat pindah fasyankes? Antrian lama saat menunggu obat di apotik? Data rekam medis di dokter dan rumah sakit langganan tak bisa diakses oleh fasyankes lainnya padahal lagi sakit di luar kota atau luar negeri?
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahkan di puskesmas saja ada total 400-an aplikasi untuk memproses kebutuhan pendaftaran dan pelayanan pasien. Banyaknya aplikasi yang ada di puskesmas dan juga di rumah sakit membuat pelayanan menjadi tidak efektif dan efisien. Sebab, sangat banyak waktu yang terbuang hanya untuk proses pengisian data saja.
Format atau cara penulisan data pasien antar fasyankes juga masih sering berbeda-beda. Budi Gunadi mengilustrasikan, sakit perut misalnya, di satu fasyankes bisa ditulis sakit udel atau sakit lambung di rumah sakit lain ditulis sebagai sakit perut. Dampaknya, aplikasi fasyankes atau petugas rumah sakit lain sulit untuk membaca data tersebut.
“Kita standarkan kamusnya jadi sakit perut, sama semua. Obat juga begitu, nama dan harga bisa berbeda-beda. (Maka) kita standarkan, diagnosis standar. Obat standar. Harga vitamin C di (RSUP Dr) Sardjito, di RSCM vendornya sama, Kimia Farma, kok harganya (sekarang) beda-beda. Nah kita bikin harganya sama,” kata Budi Gunadi dalam acara peluncuran platform SatuSehat, di Hotel Raffles Jakarta, Selasa (26/7)
Dengan penyederhanaan dan penstandaran pencatatan tersebut, selain layanan di fasyankes akan jauh lebih cepat, data kesehatan pasien di satu fasyankes bisa dibaca oleh fasyankes lainnya bahkan saat di luar negeri.
ADVERTISEMENT
Riwayat kesehatan, obat apa saja yang pernah dikonsumsi, bahkan gaya hidup yang tercatat dalam gadget seperti Garmin (dan juga smart watch lainnya) seperti jumlah jalan kaki, detak jantung harian, bisa saling dibaca hanya dengan persetujuan oleh si pasien melalui aplikasi peduli lindungi.
“Bapak Ibu pegang kartu ATM BCA bisa tarik uang di ATM Mandiri gak? Pakai kartu BCA belanja di New York bisa. Kenapa (bisa)? Karena datanya standar. Rahasia (rekening)? Terjaga. Tarik ATM di Amerika, Australia, its not difficult technically,” kata Menkes Budi Gunadi.
Tak hanya itu, seorang pasien yang periksa kesehatan di laboratorium kesehatan pun bisa dibaca di rumah sakit atau puskesmas manapun. Data check up rutin setaun sekali pun akan tersimpan rapi dan bisa dibaca di manapun. Pernah beli obat kolesterol di apotik, pernah periksa ke dokter mana, semua bisa dibaca asal diijinkan oleh si pasien melalui aplikasi PeduliLindungi.
ADVERTISEMENT
Dalam acara peluncuran Platform SatuSehat tersebut diperlihatkan bagaimana seorang pasien berobat di salah satu rumah sakit, dia mendaftar melalui aplikasi PeduliLindungi.
Lalu si pasien menerima permintaan akses data kesehatannya untuk diijinkan atau tidak aksesnya persis seperti mau tarik uang di ATM manapun dengan memencet nomor PIN sehingga uang bisa keluar dan dalam hal ini data rekam medis dia membuat bisa diakses oleh rumah sakit tersebut.
Pasien tersebut lalu pindah ke rumah sakit lain karena gejalanya tak kunjung reda. Sekali lagi melalui aplikasi PeduliLindungi, dia menerima notifikasi apakah ijin akses data rekam medis dia di rumah sakit sebelumnya diperbolehkan diakses oleh rumah sakit yang baru ia kunjungi tersebut.
“Saya 3 bulan sekali ke Prodia, data kirim ke sentral, saya terima di PeduliLindungi. Saya setahun sekali chek up di USG, data jantung, CT Scan, masuk PeduliLindungi juga, kolesterol saya pernah minum obat kolestoral juga ada. Ke dokter, saya kasih ijin untuk lihat data. Di Lab Prodia ini, pernah check up, meski dirujuk ke rumah sakit, gak usah repot periksa lagi, gak usah repot dokumen dikirim, karena dengan mudah datanya diakses,” papar Menkes Gunadi Sadikin.
Di kesempatan yang sama, Chief Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes sekaligus Staf Ahli Menkes Bidang Teknologi Kesehatan, Setiaji, kembali menjelaskan bahwa platform SatuSehat ini merupakan penghubung bagi pertukaran data kesehatan, termasuk rekam medis pasien. Nantinya, pertukaran data tersebut akan dimuat dalam aplikasi PeduliLindungi.
ADVERTISEMENT
“SatuSehat merupakan jembatan pertukaran data. Kita siapkan platform supaya rumah sakit yang beda aplikasi dapat saling bertukar datanya melalui platform ini,” ujar Setiaji.
Platform ini diproyeksikan akan dapat mengintegrasikan data layanan dari sekitar 60.000 fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk klinik, puskesmas, hingga apotek.
“Tahun ini kita targetkan mengintegrasi 8.000 faskes dari rumah sakit swasta, dan rumah sakit pemerintah juga. dan target seluruh fasyankes terintegrasi di tahun 2023 mendatang,” jelas Setiaji.
Basis Ekosistem Inovasi Kesehatan
Di akhir penuturannya, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa data rekam medis penduduk Indonesia yang terdigitilisasi akan diolah menggunakan machine learning dan artificial intelegence sehingga Indonesia memiliki data klinis untuk dijadikan bahan riset kesehatan yang kuat.
“Data pasien kita masking namanya (sehingga tidak terlihat nama-namanya kecuali hanya berupa data tanpa identitas pribadi), kita minta startup to do the riset,” kata Budi Gunadi.
ADVERTISEMENT
Tak hanya data klinis seluruh penduduk Indonesia, sebelum 17 Agustus Kemenkes akan meluncurkan inisiatif bio tech sehingga Indonesia memiliki 40-50 Genomic Data Sequence Machine yang memungkinkan untuk terhubung dengan data klinikal penduduk Indonesia di PeduliLindungi.
“Dengan demikian Indonesia akan memiliki Advance Helath Data System, yang menggabungkan antara demografic data Dukcapil, Klinikal Data Kemenkes, dan Genomic Data yang dari inisiatif kita untuk leading di Biotechnology. Ini akan memperkokoh Indonesia untuk sistem kesehatan Indonesia ke depan yang lebih canggih lagi,” papar Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Live Update
Gedung Glodok Plaza yang terletak di Jalan Mangga Besar II Glodok Plaza, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, terbakar, pada Rabu (15/1) malam. Kebakaran dilaporkan terjadi pada pukul 21.30 WIB. Api diduga bersumber dari lantai 7.
Updated 16 Januari 2025, 0:03 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini