Konten Media Partner

Menkomdigi Puji Kampung Cyber di Yogya, Dinilai Sukses Satukan Teknologi-Budaya

11 Desember 2024 16:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkomdigi Meutya Hafid saat mengunjungi Kampoeng Cyber Yogyakarta, Rabu (11/12). Foto: Dok. Pemkot Yogya
zoom-in-whitePerbesar
Menkomdigi Meutya Hafid saat mengunjungi Kampoeng Cyber Yogyakarta, Rabu (11/12). Foto: Dok. Pemkot Yogya
ADVERTISEMENT
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, memuji salah satu kampung di Kota Yogyakarta yang dianggap berhasil memanfaatkan teknologi tanpa meninggalkan akar budaya. Kampung tersebut berada di Kalurahan Patehan, Kemantren Kraton, dan dikenal sebagai Kampoeng Cyber.
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini disampaikan Meutya dalam acara Komdigi Menjangkau: Campus, We’re Coming AI Day di Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (11/12), setelah sebelumnya mengunjungi kampung tersebut.
“Kampoeng Cyber tadi menunjukkan bahwa teknologi dan kebudayaan itu bisa saling komplementer,” ujar Meutya, yang hadir sebagai pembicara utama di acara tersebut.
Ia menambahkan bahwa Yogyakarta memberikan contoh bagaimana teknologi dapat menguatkan budaya lokal. “Jadi kalau ada kekhawatiran teknologi akan menghembus budaya, Yogyakarta punya contoh. Ada satu kampung yang justru teknologi menguatkan budaya,” katanya.
Menkomdigi Meutya Hafid saat berada di UGM. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
Menurut Meutya, Kampoeng Cyber berhasil mengintegrasikan budaya lokal ke dalam berbagai produk yang dipasarkan secara digital, seperti jamu tradisional dan kaos bermotif pewayangan.
“UMKM-nya berbasis kebudayaan, mulai dari jamu, baju-baju kaos dengan karakter-karakter pewayangan. Digitalisasi, dipasarkan secara online, dan kemudian lahirnya teknologi di situ itu berbasis kebudayaan. Gotong-royong, buat sendiri, urun rembug pikiran, urun tenaga, termasuk celengannya, celengan bersama,” jelasnya.
Menkomdigi Meutya Hafid saat mengunjungi Kampoeng Cyber Yogyakarta, Rabu (11/12). Foto: Dok. Pemkot Yogya
Ia juga menyatakan bahwa contoh seperti ini menunjukkan teknologi tidak harus menggantikan budaya, melainkan dapat menjadi alat untuk melestarikan dan mengembangkan budaya lokal di era digital.
ADVERTISEMENT
“Ini sesuatu yang menurut saya adalah kekuatan budaya untuk menghasilkan teknologi. Jadi ini yang anak-anak muda harus pahami, jangan sampai teknologi datang kemudian kita lepaskan budaya. Kalau kita mau menguasai teknologi, kita harus pertahankan budaya kita,” tegas Meutya.
Di akhir pemaparannya, Meutya mengingatkan pentingnya penguasaan teknologi yang tetap menghormati nilai-nilai budaya.
“Teknologi itu seperti co-pilot, membantu kita. Tapi sebagai manusia, kita tetap harus menjadi pilotnya,” tutupnya.