Konten Media Partner

Menteri PUPR Resmikan Wajah Baru Padepokan Seni Bagong Kussudiardja

14 Oktober 2024 12:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (kiri), dan seniman Butet Kartaredjasa (kanan) di PSBK, Sabtu (12/10). Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (kiri), dan seniman Butet Kartaredjasa (kanan) di PSBK, Sabtu (12/10). Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) resmi memperkenalkan wajah barunya melalui acara bertajuk “Wiwitan Gugus Bagong” yang digelar pada Sabtu (12/10) malam.
ADVERTISEMENT
Acara ini dihadiri oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, yang meresmikan revitalisasi kawasan PSBK. Ketua Pembina Yayasan PSBK, Butet Kartaredjasa, juga turut hadir bersama sejumlah tokoh seni dan budaya.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (kiri), dan seniman Butet Kartaredjasa (kanan) di PSBK, Sabtu (12/10). Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Dalam sambutannya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyampaikan apresiasinya kepada PSBK atas kesempatan yang diberikan kepada kementeriannya untuk berkontribusi dalam proyek penataan ulang. Ia mengakui bahwa kontribusi tersebut masih jauh dibandingkan dengan sumbangsih besar yang telah diwariskan oleh Bagong Kussudiardja, pendiri PSBK.
“Dibandingkan dengan kontribusi Pak Bagong, kontribusi kami pasti nggak ada artinya. Jadi saya pikir, sekali lagi terima kasih Pak Butet dan seluruh pihak yang terlibat. Mudah-mudahan apa yang kami lakukan bisa membuat padepokan ini kembali pantas untuk tampil, Hanya kepantasan aja, bukan mau kemewahan, ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dalam sambutannya di acara Wiwitan Gugus Bagong yang digelar di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, Sabtu (12/10) malam.
ADVERTISEMENT

Revitalisasi Kawasan PSBK

Pameran arsip Bagong Kussudiardja di PSBK. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Proyek revitalisasi yang dilaksanakan oleh Kementerian PUPR meliputi penataan kawasan seluas 5.201 meter persegi. Pembangunan ini mencakup renovasi Pendopo Ratu Kidul dan Gedung Sanggit di sisi timur, serta perbaikan Gedung Kua Etnika dan Gedung Layang-Layang. Dengan total anggaran sebesar Rp 14,4 miliar, kawasan PSBK kini memiliki fasilitas yang lebih representatif untuk mendukung kegiatan seni dan budaya.
“Saya berharap bangunan ini dapat terus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan masyarakat seni dalam waktu yang lama,” tambah Basuki.

Warisan Bagong Kussudiardja dan Peran PSBK

Foto bersama saat acara Wiwitan Gugus Bagong di PSBK, Sabtu (12/10). Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Didirikan oleh Bagong Kussudiardja pada 3 Oktober 1978, PSBK menyelenggarakan berbagai kegiatan seni, seperti pameran, pertunjukan, dan lokakarya, yang melibatkan seniman dari berbagai disiplin. Visi Bagong untuk menjadikan seni sebagai bagian dari pembangunan bangsa terus diteruskan oleh generasi penerusnya hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Putra kelima Bagong, Butet Kartaredjasa, yang juga Ketua Pembina Yayasan PSBK, menyampaikan bahwa revitalisasi ini bukan hanya tentang perbaikan fisik, tetapi juga tentang melanjutkan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh ayahnya. Menurut Butet, PSBK terus berusaha menghidupkan semangat seni dan kemanusiaan yang menjadi ciri khas Bagong.
“Pencapaian artistik seorang seniman berhenti saat ia meninggal dunia. Tapi api semangatnya lah yang kita hidupi hingga hari ini,” ucap Butet.
Butet juga mengenang pesan penting yang disampaikan oleh ayahnya semasa hidup.
“Pak Bagong mewariskan kata-kata penting yang menjadi keyword kami semua, ia mengatakan 'padepokan bukan tempat untuk mencetak seniman, tetapi untuk menjadikan manusia mengabdikan hidupnya untuk kemanusiaan dan kehidupan’,” kenang Butet.

Fokus Pengembangan PSBK dan Peluncuran Logo Baru

Pameran arsip Bagong Kussudiardja di PSBK. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Sejak 2009, pengembangan PSBK dirancang oleh seniman-arsitek Eko Agus Prawoto dengan konsep arsitektur hijau yang menyelaraskan bangunan dengan lingkungan sekitar di tepi Sungai Koteng, Desa Kembaran. PSBK kini berfokus pada pengelolaan galeri seni, perpustakaan, pusat arsip, dan museum. Program-program yang dikembangkan juga semakin terarah pada pendidikan seni bagi masyarakat umum serta menciptakan ruang kreatif bagi para seniman dari berbagai disiplin.
ADVERTISEMENT
Dalam acara Wiwitan Gugus Bagong, PSBK juga meluncurkan logo baru yang merepresentasikan fasad Gedung Layang-Layang, karya arsitek Eko Prawoto.
Direktur Eksekutif PSBK, Jeannie Park, menjelaskan bahwa logo baru ini dirancang untuk mencerminkan semangat PSBK dalam menghadapi masa depan. PSBK menurutnya berupaya terus mengembangkan peran sebagai pusat seni berbasis tempat yang mampu memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat melalui seni.
“Logo baru ini merepresentasikan PSBK yang membuka diri menuju visi ke depan sebagai pusat seni berbasis tempat agar terus memaksimalkan peran untuk mengabdikan diri kepada masyarakat melalui seni,” ujar Jeannie.