Konten Media Partner

Merayakan Warisan Bagong: Pameran Arsip 46 Tahun Perjalanan PSBK Resmi Dibuka

10 Oktober 2024 13:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pameran berbasis arsip "6 Bulan dan Sekian Pertemuan" di PSBK, Rabu (9/10). Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Pameran berbasis arsip "6 Bulan dan Sekian Pertemuan" di PSBK, Rabu (9/10). Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pameran berbasis arsip "6 Bulan dan Sekian Pertemuan" resmi dibuka pada 9 Oktober 2024 di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK), Kasihan, Bantul, tepat pada hari ulang tahun Bagong Kussudiardja yang ke-96. Acara ini berlangsung hingga 13 Desember 2024 dan mengajak pengunjung menelusuri jejak sejarah seni dan budaya di PSBK melalui arsip visual dan instalasi interaktif.
ADVERTISEMENT
Adapun tujuan pameran ini adalah pengarsipan nilai-nilai dan pengaruh Bagong semasa hidupnya, serta perjalanan PBSK, dan juga tribute untuk para cantrik-mentrik (penyebutan istilah santri dan santriwati di PSBK).
Patung Bagong Kussudiardja di PSBK. Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
Peresmian pameran ini ditandai secara simbolis dengan pemotongan pita oleh anak Bagong yang juga merupakan seniman, Butet Kartaredjasa, dan Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Warisan Budaya Dinas Kebudayaan DIY, Rully Andriadi.
“Dinas Kebudayaan menyambut baik pameran sebagai upaya untuk memotret kerja-kerja kebudayaan yang sudah dilakukan Bapak Bagong Kussudiardja yang telah mengabdi kepada masyarakat melalui laku budaya dan karya-karya seni yang luar biasa,” kata Rully dalam sambutannya saat pembukaan pameran berbasis arsip “6 Bulan dan Sekian Pertemuan” di PSBK, Rabu (9/10).
Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Warisan Budaya Dinas Kebudayaan DIY, Rully Andriadi dan anak Bagong Kussudiardja, Butet Kartaredjasa, saat pemotongan pita peresmian pameran berbasis arsip "6 Bulan dan Sekian Pertemuan" di PSBK, Rabu (9/10). Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
Pada pameran tersebut, ada ratusan instalasi karya pengarsipan kisah hidup Bagong, PSBK, dan cantrik-mentrik. Karya-karya itu ada yang berupa fotografi, 3 dimensi, dan audio-visual yang membuat pengunjung dapat berinteraksi dengan kisah perjalanan PSBK.
ADVERTISEMENT
Contohnya, ada arsip berupa foto-foto perjalanan Bagong dan PSBK, kliping, buku laporan, poster, dan video latihan di PSBK di masa lampau. Karya-karya ini tidak hanya untuk diamati, tapi pengunjung dapat berinteraksi langsung seperti menulis sepucuk surat untuk Bagong dan PSBK.
Kemudian, pada pembukaan pameran itu juga disajikan penampilan Tari Yapong, salah satu karya tari Bagong yang diciptakannya pada tahun 1977 untuk memperingati ulang tahun Jakarta yang ke-450, dan asal-usul tarian itu dijelaskan lengkap dalam pamerannya.
Pengunjung berinteraksi langsung dengan karya-karya di pameran berbasis arsip "6 Bulan dan Sekian Pertemuan" di PSBK, Rabu (9/10). Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
“Ini dulu (PSBK) tempat terpinggirkan, tidak ada penduduknya. Jadi, dibeli masih Rp 2.500 untuk 1 meternya tahun 1978,” kata Butet Kartaredjasa, anak Bagong, saat menjelaskan soal menariknya sejarah PSBK di pameran arsip “6 Bulan dan Sekian Pertemuan”.
ADVERTISEMENT
PSBK sudah berdiri sejak 1978 lalu, yang berarti kini berusia 46 tahun. Pameran arsip ini juga menandai selesainya pengerjaan revitalisasi padepokan, dan menjadi acara yang pertama kali menggunakan padepokan setelah proses pembenahan selama beberapa bulan silam.
Direktur Eksekutif Yayasan Bagong Kussudiardja, Jeanny Park saat pembukaan pameran berbasis arsip "6 Bulan dan Sekian Pertemuan" di PSBK, Rabu (9/10). Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
“17 tahun yang lalu saya datang ke sini, dan rupanya sangat berbeda. Walaupun ini sudah berubah, saya yakin bahwa spiritnya tidak. Melalui objek-objek arsip yang ada di tubuh masing-masing, semua itu bisa hidup kembali dan jadi bermakna. Generasi depan juga akan melanjutkan nilai itu, in their own home,” ucap Direktur Eksekutif Yayasan Bagong Kussudiardja, Jeanny Park saat pembukaan pameran.
Pameran ini tidak hanya sekadar mengenang seniman besar, tetapi juga menjadi jembatan bagi generasi muda untuk terus melestarikan nilai-nilai seni dan budaya yang telah diperjuangkan Bagong Kussudiardja melalui PSBK. Pengalaman ini diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi para cantrik dan mentrik PSBK serta semua penikmat seni.
ADVERTISEMENT