Meski Tak Pakai Kontrasepsi, Keluarga di Yogya Mampu Atur Kelahiran Anak Sendiri

Konten Media Partner
1 Maret 2023 19:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pasangan suami istri. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan suami istri. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Meski masih banyak keluarga di Yogya yang tidak mengikuti program keluarga berencana (KB) maupun memakai alat kontrasepsi jangka panjang, namun pertumbuhan penduduk di Yogya masih terkendali. Bahkan angka kelahiran anak di tiap keluarga di Yogya mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Yogyakarta, Edy Muhammad. Edy mengatakan bahwa menurut catatan DP3AKB Kota Yogya, angka kelahiran anak di Yogya turun jadi 0,78, dari sebelumnya 1,2.
Padahal jumlah peserta aktif KB di Yogya baru sebesar 54 persen dari jumlah keluarga subur, atau setara dengan 19.431 orang. Sedangkan jumlah kebutuhan KB yang belum terpenuhi di Yogya sebesar 28 persen.
“Walaupun masih banyak yang tidak memakai kontrasepsi jangka panjang maupun mengikuti program KB pemerintah, tapi mereka sudah bisa mengatur kelahiran anak sendiri,” kata Edy Muhammad, Rabu (1/3).
“Sehingga pertumbuhan penduduk kita tetap terkendali meskipun masih cukup banyak yang belum ikut program KB,” lanjutnya.
Ilustrasi kalender masa subur. Foto: Pixabay
Masyarakat menurut dia memiliki cara sendiri untuk mengatur kelahiran anaknya, meski tak melalui program KB pemerintah. Misalnya menggunakan sistem kontrasepsi tradisional, yakni dengan penerapan kalender masa subur. Hal ini juga yang membuat banyak keluarga subur yang merasa belum perlu mengikuti program KB.
ADVERTISEMENT
“Meski tak termasuk program KB pemerintah, tapi ternyata cara ini cukup efektif untuk mengendalikan angka kelahiran,” kata dia.
Edy mengatakan bahwa laju pertumbuhan penduduk di Yogya saat ini sebesar 0,98 persen tiap tahun. Angka ini menurut dia cukup bagus dan terkendali, serta menunjukkan bahwa masyarakat memiliki kesadaran yang baik untuk mengatur kelahiran anak-anaknya.
“Ini penting karena memutuskan kapan memiliki anak itu memang harus diperhitungkan secara matang," kata Edy Muhammad.
Meski begitu, dia tetap mendorong masyarakat di Yogya, terutama keluarga subur untuk mengikuti program KB pemerintah. Pasalnya, program KB pemerintah bagaimanapun akan lebih efektif untuk mengatur kelahiran anak dan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk.