Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Februari 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Misteri Buaya di Sungai Kalasan Sleman, Liar atau Peliharaan Warga?
26 Januari 2024 18:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), masih melakukan penyelidikan terkait seekor buaya yang ditemukan di Sungai Tepus, Dusun Jatak, Selomartani, Kalasan, Sleman, pada Jumat (26/1).
ADVERTISEMENT
Kepala BKSDA DIY, Lukita Awang Nistyantara, mengatakan bahwa meski buaya sepanjang 2 meter tersebut sudah berhasil dievakuasi, namun belum dipastikan asal buaya tersebut.
BKSDA menurut dia masih perlu melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui apakah buaya tersebut merupakan buaya liar, atau buaya peliharaan milik warga yang lepas ke alam liar.
“Sedang kami selidiki,” kata Lukita Anang kepada Pandangan Jogja, Jumat (26/1).
Untuk mengetahui asal buaya tersebut, BKSDA menurutnya akan melakukan pengecekan sifat-sifat atau karakteristiknya.
“Kita perlu cek dulu sifat-sifatnya,” lanjutnya.
Sementara itu, Bhabinkamtibmas Kalurahan Selomartani, Aiptu Gunarto, yang ikut melakukan evakuasi buaya juga belum bisa memastikan asal buaya tersebut.
Ketika ditanyakan ke warga setempat, tak ada yang tahu apakah di kawasan tersebut ada warga yang memelihara buaya atau tidak. Namun saat dievakuasi, buaya tersebut menurutnya cukup ganas, seperti buaya liar atau buaya yang sudah lama hidup di alam bebas.
ADVERTISEMENT
“Ini yang timbul pertanyaan, ini buaya liar atau buaya orang yang memelihara lepas, ditanyakan ke warga setempat juga enggak tahu. Karena di sungai itu kan jarang sekali ada buaya,” kata Gunarto.
“Soalnya buayanya ganas. Waktu mau dijerat pakai tali itu sempat mengejar,” ujarnya.