Mom, si Kecil Harus Dibiasakan Terima Kekalahan Sejak Dini agar Tak Mudah Stres

Konten Media Partner
13 Februari 2023 17:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Guru Besar Psikologi FKKMK UGM, Yayi Suryo Prabandari. Foto: Dok. UGM
zoom-in-whitePerbesar
Guru Besar Psikologi FKKMK UGM, Yayi Suryo Prabandari. Foto: Dok. UGM
ADVERTISEMENT
Guru Besar Psikologi dari FKKMK UGM, Yayi Suryo Prabandari, mengatakan bahwa seorang anak mesti diajarkan menerima kekalahan sejak dini. Hal itu penting supaya ketika tumbuh besar anak tersebut tidak mudah stres dan kecewa.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan, seringkali orang tua terlalu memanjakan anaknya sejak kecil untuk membuat anaknya senang. Tapi hal itu ternyata justru akan membuat mental anak tersebut lebih mudah tertekan saat menjumpai kegagalan dalam hidupnya ketika dia beranjak dewasa.
“Seperti mahasiswa saya, IPK-nya turun 0,1 saja dari 3,7 jadi 3,6 sudah stres berminggu-minggu,” kata Yayi Suryo Prabandari dalam acara Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental di Kampus UGM, Senin (13/2).
“Karena sejak kecil hidupnya selalu lurus, enggak pernah menemui kegagalan,” lanjutnya.
Ilustrasi anak laki-laki sedang bersedih. Foto: Pixabay
Karena itu, sejak kecil anak menurut dia harus dilatih menerima kekalahan dari hal-hal yang kecil. Misalnya dalam sebuah permainan, jangan hanya karena supaya anak senang, maka orang tua selalu memenangkan anaknya dalam setiap permainan.
ADVERTISEMENT
“Jangan selalu dimenangkan. Kalau main monopoli atau ular tangga misalnya, sudah adek dimenangkan saja, itu salah. Anak itu harus belajar kekalahan,” ujarnya.
Dengan terbiasa menerima kekalahan dan kegagalan sejak kecil, maka dalam perjalanan hidupnya nanti jika dia menemui kekalahan yang lebih besar dia sudah terlatih sehingga tidak mudah stres.
“Kalau nangis ya tidak apa-apa, dikasih tahu bahwa kadang-kadang hidup memang ada kekalahan,” ujarnya.
Anak menurut dia juga harus diajari tentang hak dan kewajiban sejak kecil. Contoh kecilnya saat akan membayar belanjaan di minimarket. Anak menurut dia harus diajari untuk mengantre, jangan hanya karena dia masih kecil maka dia harus didahulukan.
“Sehingga setelah dia besar dia tahu apa kewajibannya dan dapat menghargai hak orang lain,” kata Yayi Suryo Prabandari.
ADVERTISEMENT