Muhammadiyah Dorong Ekspor Pecel Lele Lamongan untuk Jemaah Haji dan Umrah

Konten Media Partner
20 Februari 2023 19:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bendahara Umum PP Muhammadiyah, Hilman Latief, saat memberikan sambutan dalam acara Pelantikan dan Seminar Pra Musyda Muhammadiyah Lamongan. Foto: Muhammadiyah Lamongan
zoom-in-whitePerbesar
Bendahara Umum PP Muhammadiyah, Hilman Latief, saat memberikan sambutan dalam acara Pelantikan dan Seminar Pra Musyda Muhammadiyah Lamongan. Foto: Muhammadiyah Lamongan
ADVERTISEMENT
Bendahara Umum PP Muhammadiyah yang juga menjabat sebagai Dirjen Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) RI, Hilman Latief, mendorong pengusaha pecel lele di Lamongan, Jawa Timur, untuk menyuplai pecel lele bagi jamaah haji dan umroh asal Indonesia di Tanah Suci. Pasalnya, kebutuhan bahan makanan untuk jamaah haji dan umroh asal Indonesia mulai dari nasi, ikan, dan sebagainya menurut dia sangat besar.
ADVERTISEMENT
“Kami butuh ribuan ton beras hanya untuk haji, belum umroh ratusan ton ikan, bahkan juga ribuan ton sayur mayur, kami harus menyediakan sekitar saat ini 25 juta ton boks makan, 7 juta sachet kopi, 9 juta atau 12 juta sachet teh dan lain sebagainya,” kata Hilman Latief saat menghadiri Pelantikan dan Seminar Pra Musyda Muhammadiyah Lamongan, Minggu (19/2).
Menurut dia, saat ini hampir semua kebutuhan jamaah haji dan umroh asal Indonesia itu justru disuplai dari luar negeri. Beras misalnya, masih disuplai dari Thailand dan Malaysia. Kebutuhan bumbu kuning untuk masak sebesar 120 ton juga masih disuplai dari India dan Thailand, sedangkan ikan patin disuplai dari Vietnam sebanyak 850 ton.
“Pak Menteri sudah bilang, kalau patin susah, sudah apa yang ada di Indonesia, mau lele, mau bandeng, kirim, berapa ton sanggupnya,” lanjutnya.
Seporsi pecel lele lengkap dengan lalapan, nasi, dan teh panas di Jalan Godean, Sleman, di hargai Rp 16 ribu. Foto: Agam Rasyid
Namun pengiriman itu harus berkelanjutan, bukan hanya sekali kirim, sebab jumlah jamaah umroh mencapai 10 kali lipat dibandingkan jamaah haji.
ADVERTISEMENT
Selain ikan lelenya, dia juga mendorong supaya para pengusaha pecel lele di Lamongan juga melakukan standardisasi bumbu dan sambalnya, sehingga bisa diekspor ke Timur Tengah bersama dengan ikan lelenya.
“Saya mau dimana-mana, kalau pecel lele, di Jogja, di Jakarta, kalau orang Lamongan, sedunia rasanya sama. Cuma apakah sudah ada standarnya yang bisa diekspor sampai ratusan ton? Kalau lelenya ada kan harus kita temenin sama sambalnya kan,” kata dia.
Saat ini, Kemenag menurut Hilman juga sudah bekerja sama dengan sejumlah pihak, termasuk Kementerian Kelautan untuk bisa menyuplai kebutuhan ikan untuk jamaah haji supaya tidak bergantung terus dengan ikan dari luar negeri.
Dengan begitu, para pelaku usaha di Indonesia menurut dia bisa ikut merasakan manfaat ekonomi dari penyelenggaraan ibadah haji dan umroh. Peluang ekonomi yang sangat besar ini menurutnya mesti dapat dimanfaatkan untuk mendongkrak perekonomian domestik.
ADVERTISEMENT
“Sekarang kami harus belanja 15, 17, 18, bahkan sampai Rp 20 triliun untuk dua bulan. Ada enggak kegiatan yang habis Rp 20 triliun dalam dua bulan?” kata Hilman Latief.