Konten Media Partner

Obituari Indro ‘Kimpling’ Suseno: Guru Para Pegiat Event Jogja

12 September 2024 17:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Budawayan Jogja, Indro Kimpling Suseno, meninggal dunia pada Rabu (11/9) malam dan dimakamkan pada Kamis (12/9). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Budawayan Jogja, Indro Kimpling Suseno, meninggal dunia pada Rabu (11/9) malam dan dimakamkan pada Kamis (12/9). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Budayawan Jogja, KRMT Indro ‘Kimpling’ Suseno, wafat pada Rabu (11/9) malam sekitar pukul 23.45 WIB di usia ke-61 tahun. Ia dimakamkan di Makam Sonyoragi Baciro, Yogya, pada Kamis (12/9) siang, sekitar pukul 14.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Sejumlah tokoh hadir di rumah duka di Bausasran, Danurejan, tempat Indro Kimpling disemayamkan, seperti Budayawan Butet Kertaradjasa hingga politikus PDIP, Ganjar Pranowo.
Pak Kim, sapaan akrab Indro Kimpling, telah memberikan pengaruh besar bagi dunia event di Jogja. Ia sudah seperti guru bagi para pegiat event di Jogja hari ini. Bukunya, ‘Cara Pinter Jadi Event Organizer’, telah menjadi semacam pedoman praktis bagi para penyelenggara event.
“Buku itu jadi semacam panduan teknis para pegiat event di Jogja, bagaimana manajemen event harus dilakukan. Sebelumnya, enggak tahu kita, enggak kebayang harus bagaimana,” kata Mikke Susanto, pelaku seni yang juga seorang kurator Jogja, Kamis (12/9).
“Sosok yang sangat penting dalam perkembangan pengelolaan event seni budaya di Yogyakarta,” tambahnya.
Suasana pemberanngkatan Indro Kimpling ke pemakaman, Kamis (12/9). Foto: Istimewa
Event seni dan budaya yang saat ini hampir bisa disaksikan setiap hari di Jogja, kata Mikke tidak bisa dilepaskan dari buku yang ditulis oleh Pak Kim.
ADVERTISEMENT
Ia juga pernah membuat acara televisi bernama ‘Konco Kimpling’, yang menurut Mikke membuka berbagai wawasan tentang sumber daya manusia di Jogja. Sehingga, masyarakat Jogja bisa memahami mengapa Jogja istimewa.
“Pak Kimpling adalah aset penting bagi kebudayaan DIY, karena dia mampu menggali berbagai macam hal yang selama ini belum terbuka oleh generasi-generasi baru. Di tahun 1990-2000-an, Pak Kimpling bisa memberikan satu gambaran betapa istimewanya Jogja,” kata Mikke Susanto.
Karangan bunga di rumah duka Indro Kimpling. Foto: Istimewa
Wakil Ketua KADIN DIY, yang juga sahabat Indro Kimpling, Robby Kusumaharta, melihat Pak Kim sebagai sosok budayawan yang memiliki jaringan kuat, baik secara vertikal maupun horizontal.
“Mas Indro Kimpling seorang budayawan yang kuat jaringannya ke vertikal juga horizontal, tanpa kegaduhan, justru sering menciptakan warna baru,” kata Robby dihubungi Pandangan Jogja, Kamis (12/9).
ADVERTISEMENT
Tak hanya berkiprah di dunia event, Pak Kim juga banyak menggeluti bidang lain hingga ia dikenal sebagai seorang budayawan multitalenta.
“Ia adalah pegiat media, seni pertunjukan khususnya musik, pameran seni rupa, dan lain-lain,” kata Ketua Sekber Keistimewaan DIY, Widihasto Wasana Putra, Kamis (12/9).
Suasana rumah duka Indro Kimpling Suseno. Foto: Istimewa
Di dunia media, Pak Kim pernah mendirikan Majalah Kabare Jogja yang fenomenal pada medio 2000-an.
Secara personal, Widihasto mengenal Pak Kim sebagai sosok yang hangat dengan siapapun, supel, dan memiliki pergaulan yang luas.
“Kecintaannya terhadap Kota Yogyakarta tidak diragukan lagi. Banyak karya kegiatan lahir dari tangan dinginnya dan ikut menambah nilai makna Yogyakarta,” ujar Widihasto.