Konten Media Partner

Okupansi Hotel Jogja di Libur Lebaran Tak Capai Target, Stagnan dari Tahun Lalu

15 April 2024 18:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kamar hotel. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kamar hotel. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Tingkat keterisian kamar atau okupansi hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama libur Lebaran 2024 tak ada perubahan signifikan dari Lebaran tahun lalu. Bahkan okupansi hotel pada Lebaran tahun ini sedikit turun dari tahun 2023.
ADVERTISEMENT
Padahal, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memproyeksikan ada 11 juta orang lebih yang mudik ke Jogja pada tahun ini.
“Kalau dibandingkan tahun lalu, okupansinya kok kelihatannya stagnan, sama. Ada penurunan sedikit tapi saya bisa menyampaikan ini kelihatannya sama,” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono, saat dihubungi pada Senin (15/4).
Secara keseluruhan, okupansi hotel di Jogja dari tanggal 8 sampai 14 April ada di angka 85 persen. Angka ini masih di bawah target PHRI yakni sebesar 90 persen secara keseluruhan.
Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono. Foto: ES Putra/Pandangan Jogja
Pada tanggal 8, 9, dan 10 April, PHRI memperkirakan okupansi hotel di Jogja sudah ada di angka 70 persen. Namun, realitanya okupansi hotel selama periode tersebut hanya di angka 35 sampai 50 persen.
ADVERTISEMENT
“Menurut wisatawan yang akan stay di Jogja, itu alasannya masih ada acara di tempatnya. Kedua, masalah kemacetan di jalan, jadi mereka datang ke DIY itu terlambat dari semestinya, jadi check in-nya itu mundur satu atau dua hari,” ujarnya.
Sebagian besar wisatawan yang terlambat karena terjebak macet berasal dari daerah Jakarta dan Jawa Barat.
Meski begitu, pada tanggal 11 April tingkat keterisian kamar hotel mulai mengalami kenaikan menjadi 70 persen. Tanggal 12 April jadi puncak tingkat keterisian kamar hotel sampai menyentuh angka 97 persen.
Pada 13 April, okupansi hotel kembali turun di angka 90 persen, dan turun lagi pada 14 April menjadi 80 persen.
“Kalau dibandingkan libur Natal dan tahun baru memang lebih kecil, tetapi kalau dibandingkan Lebaran tahun lalu angkanya relatif stagnan,” kata Deddy Pranowo.
ADVERTISEMENT