Konten Media Partner

Ombak Tinggi, Nelayan Gunungkidul Curi-curi Waktu untuk Melaut

7 Februari 2025 16:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gelombang tinggi Foto: Ahmad Subaidi/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gelombang tinggi Foto: Ahmad Subaidi/Antara
ADVERTISEMENT
Nelayan di pesisir Gunungkidul tetap melaut meski ombak di kawasan Gunungkidul lebih tinggi dari biasanya. Pada video yang beredar di sosial media, ombak di Pantai Drini mulai mengenai warung yang ada di pinggir pantai.
ADVERTISEMENT
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Gunungkidul, Rujimanto, mengatakan para nelayan harus ‘mencuri waktu’ demi keselamatan.
"Kami memang harus waspada terkait dengan imbauan ini. Sudah diimbau juga dari BMKG dan Dinas Kelautan dan Perikanan untuk waspada. Harus perlu perhitungan, curi-curi waktu untuk melaut," kata Rujimanto dihubungi Pandangan Jogja, Jumat (7/2).
Mereka tetap memasang jaring pada sore hari dan menariknya pagi hari. "Setelah kita menarik pagi, nanti setelah kita tarik, masukkan lagi, diambil pagi lagi. Kalau cuacanya kan setelah kita menarik (jaring)," katanya.
Menurut perhitungannya, gelombang tinggi ini diperkirakan berlangsung hingga akhir Februari. Selama cuaca masih memungkinkan, nelayan tetap beraktivitas dengan kehati-hatian agar tidak membahayakan keselamatan mereka.
“Jadi memang kalau hitungan Jawa itu mangsa kawolu (ke-delapan), istilahnya memang lagi musimnya,” ujar Rujimanto.
Satelit tropis taliah dari Citra Satelit. Foto: Dok BMKG
BMKG DIY: Gelombang Tinggi karena Siklon Tropis Taliah
ADVERTISEMENT
Tingginya gelombang ini juga dibenarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kepala BMKG DIY, Warjono, mengatakan salah satu penyebab tingginya gelombang di Gunungkidul ini adalah adanya Siklon Tropis Taliah di Samudera Hindia.
“Gelombang masih tinggi karena masih ada Siklon di Samudra Hindia, ini salah satu penyebabnya,” kata Warjono.
Siklon ini memberikan dampak tidak langsung dalam 24 jam ke depan (hingga 8 Februari pukul 07.00 WIB) terhadap kondisi cuaca dan perairan di Indonesia. Salah satunya adalah tinggi gelombang 1,25 sampai 2,5 meter di perairan barat Sumbar, hingga Bengkulu, Selat Sunda hingga bagian selatan, perairan selatan Jawa Tengah hingga Jawa Timur.