Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
7 Ramadhan 1446 HJumat, 07 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Open House Perdana Walkot Yogya: Keluhan Lapak hingga Guru Lansia Minta Laptop
5 Maret 2025 10:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Open house Wali Kota Yogyakarta telah dimulai perdana pagi ini, Rabu (5/3). Open house ini akan rutin digelar setiap hari Rabu pukul 05.30 WIB hingga 09.00 WIB di Kantor Wali Kota Yogya, 20 meter dari Mall Pelayanan Publik.
ADVERTISEMENT
Pantauan Pandangan Jogja di lokasi, sudah ada sejumlah warga, baik yang datang secara individu maupun kelompok. Tercatat ada 12 individu maupun kelompok masyarakat yang mendatangi Wali Kota Yogya pagi ini untuk menyampaikan aspirasi maupun pertanyaan kepada Wali Kota.
Wali Kota Yogya, Hasto Wardoyo, mengatakan open house ini dapat mempercepat komunikasi kepada masyarakat, tanpa sistem birokrasi yang mengikat. “Ke depan seperti ini dengan diadakan open house, kanal-kanal yang tersumbat bisa terkomunikasikan. Memangkas jalur komunikasi yang panjang untuk menyampaikan gagasan,” kata Hasto di Kantor Wali Kota Yogya, Rabu (5/3).
Hasto mengatakan dirinya menerima sejumlah aspirasi maupun keluhan seperti pertanyaan soal penanganan sampah di Kota Yogya, permasalahan perizinan lapak, usulan mengenai pendidikan reproduksi di sekolah, hingga guru PAUD yang sudah lansia. Beberapa masalah diklaim langsung mendapatkan solusi.
ADVERTISEMENT
“Seperti lapak nggak jadi-jadi (perizinannya) setahun setengah. Saya telepon kepala bidangnya ‘oh bisa pak’. Minggu ini orang yang mengajukan lapak satu setengah tahun bisa terselesaikan,” kata Hasto.
Ada juga curhatan dari warga, guru PAUD yang usianya 62 tahun. Ia meminta bantuan berupa laptop untuk mengajar karena tidak ada guru lain yang mengajar PAUD tersebut.
“Ada yang 62 tahun ngajar PAUD, kasihan tadi ganti guru nggak ada, guru yang muda nggak mau. Mau didaftarkan bantuan ini itu juga nggak dapat. Dia hanya ingin curhat dia akan tetap bekerja melayani PAUD itu meskipun tidak dibayar tapi minta laptop. Mudah-mudahan (Pemkot) mampu membelikan, laptop di bawah Rp 5 juta bisa lah karena sampai merengek-merengek kan kasihan,” ujarnya.
“Artinya kan tersolusi bagaimana coba kalau ajukan proposal, surat, tahun depan baru ada betapa komunikasi yang cepat ini penting,” kata Hasto.
ADVERTISEMENT
Salah satu kelompok yang mendatangi open house juga ada dari Perkumpulan Srikandi Kreatif Indonesia (Persikindo) Kota Yogya. Ketua Persikindo Kota Yogya, Dewi Wahyu Cakraningrat, mengatakan pihaknya datang untuk meminta informasi mengenai seputar sampah dan efisiensi anggaran. Pertanyaan-pertanyaan itu menurutnya telah terjawab oleh Hasto.
“Kami juga menanyakan pemangkasan anggaran apakah mempengaruhi kegiatan dan ternyata tidak kalau untuk UMKM tetap jalan,” kata Dewi usai ikuti open house.