Paguyuban Pedagang Keluhkan Banyak Lapak 'Siluman' di Teras Malioboro 2
ADVERTISEMENT
Ketua Paguyuban dan Koperasi Tri Dharma, yang beranggotakan para pedagang Teras Malioboro 2, Arif Usman, mengungkapkan banyak terdapat lapak-lapak ‘siluman’ di Teras Malioboro 2.
ADVERTISEMENT
Lapak ‘siluman’ tersebut merupakan lapak yang dimiliki oleh orang-orang baru yang sebelumnya tidak pernah terdaftar sebagai pedagang selasar atau lorong Malioboro. Namun setelah direlokasi ke Teras Malioboro 2 pada Februari 2023, tiba-tiba muncul sebagai pemilik lapak di Teras Malioboro 2.
“Setelah kita melakukan validasi data anggota internal kita, ada beberapa nama yang kita temukan tidak pernah berdagang di selasar Malioboro, tapi nama-nama itu muncul sebagai pemilik lapak di Teras Malioboro 2,” kata Arif Usman saat ditemui pada Kamis (21/9) kemarin.
“Itu yang kami sebut sebagai lapak-lapak 'siluman',” ujarnya.
Sebelum direlokasi, pedagang lorong Malioboro dibagi menjadi 26 kelompok. Setelah direlokasi, Tri Dharma kemudian melakukan validasi secara mandiri dengan mengumpulkan tiap ketua kelompok tersebut.
Setelah divalidasi, ternyata terdapat nama-nama baru yang sebelumnya tak pernah terdaftar sebagai pedagang lorong Malioboro namun memiliki lapak di Teras Malioboro 2.
ADVERTISEMENT
“Yang paling parah ada di kelompok 26, di mana penggelembungan data lebih dari 10 pedagang, itu jelas. Kalau kelompok lain hanya ada 1 sampai 2 pedagang,” paparnya.
Dari permasalahan tersebut, Arif mengatakan bahwa ada indikasi terdapat oknum yang menjual belikan lapak di Teras Malioboro 2. Padahal, lapak-lapak tersebut mestinya gratis diperuntukkan bagi para eks pedagang lorong Malioboro.
“Ada indikasi lapak-lapak ini diperjual belikan,” kata dia.
Paguyuban Tri Dharma menurutnya sudah berusaha untuk menyampaikan permasalahan tersebut kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta, namun sampai saat ini mereka belum mendapat kesempatan untuk menyampaikan permasalahan tersebut.
Pandangan Jogja telah mencoba mengkonfirmasi masalah tersebut kepada otoritas terkait, baik kepada Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta, Ekwanto; Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti; hingga Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo terkait validasi pedagang Teras Malioboro 2 dan dugaan adanya lapak-lapak ‘siluman’ tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun, sampai saat ini pihak-pihak tersebut belum memberikan respons terkait permasalahan ini.
Pekan lalu, setelah para pedagang Teras Malioboro 2 melakukan demonstrasi di Balai Kota Yogyakarta, Pj Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, menyampaikan kepada awak media jika pihaknya akan mendalami permasalahan-permasalahan yang disampaikan oleh para pedagang.
“Nanti biar didalami dulu apa permasalahannya. Biar ditemui dulu Kadis Kebudayaan dulu, nanti didalami seperti apa, apa permasalahannya, dan sebagainya,” kata Singgih Raharjo, pada Senin (18/9) seperti dikutip dari Kumparan News.