Pakar Primata UGM Jelaskan Perilaku Balas Dendam Monyet yang Bantai 250 Anjing

Konten Media Partner
21 Desember 2021 19:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi monyet ekor panjang. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi monyet ekor panjang. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini publik dibuat gempar dengan aksi balas dendam sekawanan monyet di India yang membunuh total 250 anjing dengan cara melemparnya dari atas bukit atau bangunan tinggi. Aksi balas dendam ini dipicu oleh serangan beberapa anjing pada seekor anak monyet hingga tewas.
ADVERTISEMENT
Pakar primata dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Wisnu Nurcahyo menjelaskan bahwa aksi pembunuhan massal anjing oleh kawanan monyet di India memang sangat mungkin dipicu oleh keinginan balas dendam.
Wisnu menjelaskan bahwa primate memiliki ingatan yang sangat tinggi terutama orangutan dan simpanse yang memiliki hingga 98 persen DNA manusia.
Sementara kera ekor panjang di India meski memiliki IQ tidak setinggi orangutan namun juga memiliki memori yang sangat kuat. Kuat diduga saat sekawanan anjing menyerang anakan monyet ini ada yang melihat sehingga terjadi aksi balasan.
“Jangan lupa monyet juga memiliki rasa kesetiakawanan yang tinggi. Gabungan memori dan setiakawan itulah yang memungkinkan aksi balas dendam membantai anjing-anjing itu. Balas dendam pada manusia saja bisa,” kata Wisnu.
Wisnu Nurcahyo. Foto: Dok. Pribadi
Aksi brutal balas dendam kawana monyet di India itu telah dilakukan selama sebulan terakhir. Dan semakin mengundang tanya karena balas dendam dilakukan pada anjing tak hanya di desa tempat kejadian kematian anakan monyet tapi juga merembet ke anjing-anjing di desa lain.
ADVERTISEMENT
Dimulai dari desa Lavool, media India News 18 melaporkan, kawanan monyet menyeret anjing ke tempat tinggi, kemudian menjatuhkannya hingga mati. Kawanan monyet tersebut terus melancarkan aksinya hingga populasi anjing di Desa Lavool musnah. Kemudian mereka pindah ke Desa Majalgaon, yakni di Distrik Beed.
Populasi monyet ekor panjang yang sangat tinggi di India, menurut Wisnu, memungkinkan untuk aksi balas dendam massal seperti dalam peristiwa di atas. Dan aksi-aksi kesetiakawan monyet di India dikatakan Wisnu, sudah terkenal, karena banyaknya kejadian hampir mirip.
“Kesetiakawanan monyet terutama di India banyak terekspose. Seperti beberapa waktu lalu, ada monyet tersengat listrik kereta KRL, monyet lain berusaha menolong, bahkan sampai pakai tongkat supaya tidak kesetrum. Dan menggunakan alat untuk kepentingannya, ini tanda kecerdasan tinggi,” jelas Wisnu.
ADVERTISEMENT
Selain memori yang kuat dan kesetiakawanan tinggi, masih ada satu kemampuan monyet yang mengagumkan yakni kemampuannya untuk menyembuhkan diri sendiri, terutama dengan metode herbal.
“Jadi pada saat dia sakit, dia punya memori, insting, mencari daun-daunan yang sesuai dengan kondisi sakitnya. Sakitnya sakit diera, dia cari tanaman anti diare. Dikunyah dimakan. Sembuh,” kata Wisnu.
“Digigit lebah di hutan banyak lebah, kemudian dia turun cari rumput ada jenis rumput di kunyuah lalu ditempelken digigitannya itu. Normalnya 15 menit bengkak karena gigitan lebah, bisa kempis lebih cepat. Saya pernah riset, ternyata memang tanaman-tanaman itu punya khasiat anti diare maupun anti radang,” jelas Wisnu. (ES Putra / YK-1)