Paling Lama di Yogya, Lampu Merah Pingit Ternyata Sudah Pakai Teknologi Canggih

Konten Media Partner
7 Januari 2023 15:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sensor kamera yang digunakan pada lampu lalu lintas di simpang empat Pingit, Yogya. Foto: Arif UT
zoom-in-whitePerbesar
Sensor kamera yang digunakan pada lampu lalu lintas di simpang empat Pingit, Yogya. Foto: Arif UT
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lampu merah di simpang empat Pingit, menjadi lampu merah terlama di Yogya. Bahkan, lampu merah di simpang empat Pingit ini dinobatkan sebagai salah satu lampu merah terlama di Indonesia dengan lama tunggu bisa mencapai tiga menit lebih.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan oleh tim riset dan pengembangan dari Qumicon, perusahaan pihak ketiga yang bertugas mengatur sejumlah lampu lalu lintas di Yogya, Ridwan Majid.
“Di Jogja memang paling lama lampu merah yang di Pingit itu,” kata Ridwan Majid saat dihubungi, Jumat (6/1).
Meski begitu, ternyata lampu lalu lintas di simpang empat Pingit telah menggunakan teknologi otomatisasi yang canggih. Pasalnya, lampu lalu lintas ini sudah dilengkapi dengan sensor kamera yang bisa berfungsi sebagai pendeteksi gerak atau motion detection.
Sensor kamera yang terletak pada tiap lampu akan mendeteksi pergerakan kendaraan yang melalui persimpangan tersebut. Sensor itulah akan menentukan lamanya lampu hijau menyala dari keempat arah. Semakin padat kendaraan yang lewat, maka makin lama lampu hijau menyala. Akibatnya, lampu merah di ruas jalan dari arah lainnya juga akan semakin lama.
ADVERTISEMENT
“Teknologinya namanya full responsive system,” jelasnya.
Sistem otomatisasi ini memiliki batas minimal dan maksimal lamanya lampu hijau menyala. Batas minimalnya antara 20 sampai 30 detik (setiap persimpangan berbeda), sedangkan batas maksimalnya mencapai 60 sampai 70 detik.
Pengendara sedang menunggu lampu merah di simpang empat Pingit, Yogya. Foto: Arif UT
Jika kepadatan kendaraan sedang lengang, maka batas minimal yang akan digunakan. Sebaliknya, pada jam-jam sibuk seperti jam berangkat dan pulang kerja dimana lalu lintas pasti padat, maka batas maksimal yang akan dipakai.
“Kalau belum maksimal tapi sudah enggak ada kendaraan yang lewat, ya sudah langsung kuning terus hijaunya geser. Tapi kalau masih ada kendaraan terus, ya dia akan terus hijau sampai batas maksimal. Makanya pas ramai itu bisa lama banget nyalanya,” ujarnya.
Padatnya lalu lintas di simpang empat Pingit ini menurut Ridwan terjadi karena merupakan titik pertemuan kendaraan, baik yang menuju ke Kota Yogya maupun keluar Kota Yogya. Dan kepadatan lalu lintas dari semua arah menurutnya cukup tinggi.
ADVERTISEMENT
“Apalagi jalannya sempit. Kalau enggak pakai sensor otomatis ini ya bakal makin parah macetnya di situ,” ujarnya.
Di luar Yogya, terutama di kota-kota besar teknologi otomatisasi ini menurutnya sudah banyak digunakan. Namun di Yogya baru beberapa lampu lalu lintas saja yang dilengkapi dengan sistem otomatis ini, terutama di persimpangan-persimpangan yang padat kendaraan.
Beberapa persimpangan di Yogya yang kini sudah dilengkapi teknologi full responsive menurut dia ada di simpang empat Jetis, Wirobrajan, simpang UNY depan Indomaret Point, dan simpang Jalan Colombo.
“Di situ kan lancar-lancar saja, karena lalu lintasnya juga enggak sepadat di Pingit. Kalau di simpang empat Kentungan itu lebih parah lagi macetnya, enggak cukup cuma pakai pengaturan lampu merah, makanya harus dibikin underpass,” kata Ridwan Majid.
ADVERTISEMENT