Konten Media Partner

Pasar Buah Gemah Ripah di Jogja Olah 6-10 Ton Buah Busuk per Hari Jadi Biogas

13 Juli 2024 13:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Pasar Buah Gemah Ripah Gamping. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Pasar Buah Gemah Ripah Gamping. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pasar Buah Gemah Ripah Gamping, pasar buah terbesar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang dikelola oleh Koperasi Gemah Ripah mengolah sampah berupa buah busuk sebanyak 6 sampai 10 ton per hari menjadi biogas yang digunakan sebagai pembangkit listrik cadangan di pasar tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam rangka Hari Koperasi Nasional ke-77 tahun 2024 ini, Pandangan Jogja mengunjungi langsung pasar buah terbesar di Jogja ini untuk melihat bagaimana mereka mengolah buah busuk menjadi biogas dan listrik.
Manajer Koperasi Gemah Ripah, Bambang Raharjo, mengatakan bahwa mesin yang mereka miliki dapat mengolah buah busuk jadi energi listrik sebesar 500 kWh.
“Kalau hari-hari biasa sampah kita di kisaran 6 sampai 7 ton, tapi saat musim penghujan sehari bisa 10 ton karena buah jadi lebih cepat busuk,” kata Bambang Raharjo, Rabu (26/6).
Mesin pengolah buah busuk menjadi biogas dan listrik di Pasar Buah Gemah Ripah Gamping. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
Pengembangan sistem pengolahan sampah ini menurutnya sudah dilakukan sejak 2011 silam bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan University of Boras dari Swedia. Selain itu, mereka juga mendapat hibah mesin biodigester dari Pemkab Sleman untuk memproduksi biogas.
ADVERTISEMENT
Keberadaan mesin ini semakin krusial saat kapasitas TPA Regional Piyungan mulai penuh hingga mengakibatkan kedaruratan sampah di wilayah DIY.
“Kenapa dulu sehingga kita membuat biogas itu? Karena dulu ada trouble sistem pembuangan sampah di Piyungan,” ujar Bambang.
Manajer Koperasi Gemah Ripah, Bambang Raharjo. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
Biogas yang dihasilkan kemudian diolah menjadi energi listrik cadangan. Sehingga, jika ada pemadaman listrik pasar buah ini bisa tetap benderang.
“Dan seluruh warung-warung ini juga akan tersaluri biogas, jadi akan memudahkan para pemilik warung-warung untuk dia memakai gas dari biogas,” kata dia.
Saat ini, Pasar Buah Gemah Ripah terus berupaya mengembangkan mesin pengolah buah busuk ini bersama UGM. Sebab, mesin ini belum bisa mengolah semua buah jeruk busuk karena sifat asamnya yang dapat membunuh bakteri pengurai.
ADVERTISEMENT
“Tantangan ini masih dalam penelitian bersama UGM untuk menemukan solusi yang tepat. Jika berhasil, biogas dari limbah buah ini dapat menjadi solusi energi yang lebih andal dan berkelanjutan bagi operasional pasar,” kata Bambang.