Konten Media Partner

Pasien ODGJ di Yogya Raup Omzet Rp 5,9 Juta per Bulan dari Usaha Telur Asin

6 Agustus 2024 15:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wasijan (55) saat saat membersihkan telur bebek di rumahnya yang berada di Jalan Kembang Basen RT 13 RW 04 KG III/240, Kelurahan Purbayan, Kemantren Kotagede, Yogyakarta, Senin (5/8). Foto: Pemkot Yogya
zoom-in-whitePerbesar
Wasijan (55) saat saat membersihkan telur bebek di rumahnya yang berada di Jalan Kembang Basen RT 13 RW 04 KG III/240, Kelurahan Purbayan, Kemantren Kotagede, Yogyakarta, Senin (5/8). Foto: Pemkot Yogya
ADVERTISEMENT
Pasien orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kota Purbayan, Kotagede, Yogya, Wasijan (55), sudah sejak 2022 menekuni usaha telur asin. Dengan modal awal Rp 250 ribu, saat ini omzetnya sudah di angka Rp 5,9 juta per bulan.
ADVERTISEMENT
Dalam menjalankan usahanya, Wasijan dibantu oleh keponakannya, Esti Kriswianti (45).
Usaha ini dijalani Wasijan sembari ia menjalani masa pengobatan di Puskesmas Kotagede I. Kegiatan usaha ini juga bagian dari pendampingan Puskesmas untuk menunjang masa pengobatannya.
“Sangat senang, ada kegiatan di rumah seperti ini,” ujar Wasijan, Senin (5/8).
Esti Kriswianti saat mendampingi Wasijan saat membuat telur asin. Foto: Pemkot Yogya
Sementara itu, Esti bercerita bahwa awal mulanya mereka hanya mampu memproduksi 30 butir telur asin per hari. Saat ini, ia dan Wasijan sudah bisa memproduksi dan menjual 60 butir telur asin per hari.
“Sampai sekarang selalu habis. Bahkan Alhamdulillah sudah memiliki beberapa langganan,” kata Esti.
Satu butir telur asin mereka jual dengan harga Rp 3.300. Tak hanya dijual ke para pedagang, usahanya juga sudah merambah ke acara pernikahan atau hajatan.
ADVERTISEMENT
“Kami punya impian untuk maju dan dapat memperbesar produksi telur asin, tidak hanya 60 butir setiap harinya tetapi lebih dari itu dan dimudahkan rezekinya,” kata Esti.
Telur asin yang ditata rapi sebelum di olah menjadi telur asin menggunkan galon bekas dan telur dibalur menggunakan tanah dan garam. Foto: Pemkot Yogya
Perawat Penyelia Puskesmas Kotagede I, Arif Sulistyanto, mengatakan bahwa program pelatihan itu diberikan oleh puskesmas untuk mengurangi kekambuhan pasien ODGJ.
Dengan berkegiatan dapat menumbuhkan pemberdayaan yang bermanfaat. Sehingga tidak membebani keluarga mereka,” kata Arif.
“Kami juga melakukan pelayanan kesehatan ke rumah. Sehingga bisa bertemu pasien dan keluarga,” ujarnya.