Konten Media Partner

Patung KAWS di Prambanan Tuai Protes, Pendeta Hindu di Yogya: Tak Ada Masalah

21 Agustus 2023 20:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengunjung berada di dekat karya seni kontemporer seniman dunia Brian Donnelly atau KAWS saat pameran bertajuk Kaws : Holiday Indonesia di pelataran Candi Brahma di Kompleks Candi Prambanan, Sleman, D.I Yogyakarta, Sabtu (19/8/2023). Foto: Andreas Fitri Atmoko/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung berada di dekat karya seni kontemporer seniman dunia Brian Donnelly atau KAWS saat pameran bertajuk Kaws : Holiday Indonesia di pelataran Candi Brahma di Kompleks Candi Prambanan, Sleman, D.I Yogyakarta, Sabtu (19/8/2023). Foto: Andreas Fitri Atmoko/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pendeta Hindu yang juga merupakan pegiat seni asal Bali yang bermukim di Yogyakarta, Ngakan Ngurah Mahendrajaya, menanggapi sejumlah protes yang muncul dari pemasangan patung raksasa KAWS: Holiday, karya seniman Brian Donnelly alias KAWS di kawasan Candi Prambanan.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, tidak ada masalah dengan pemasangan patung raksasa berukuran panjang 45 meter dan tinggi 15 meter itu. Sebab, patung tersebut ditempatkan di Ring II atau Madya Mandala, bukan di Ring I yang merupakan utama mandala atau area utama candi sebagai tempat ibadah umat Hindu.
Mahendrajaya menjelaskan bahwa dalam tata ruang tempat peribadatan umat Hindu, dikenal dengan konsep Tri Mandala atau tiga tempat. Pertama adalah Utama Mandala atau area utama yang dianggap paling suci sehingga dijadikan sebagai tempat pemujaan atau persembahyangan.
Kedua ada Madhya Mandala atau area tengah, sedangkan ketiga ada Kanistama Mandala atau Jaba Mandala yang merupakan area tempat ibadah paling luar. Dua area ini menurutnya merupakan ruang publik, sehingga sah-sah saja jika digunakan sebagai tempat instalasi patung raksasa KAWS.
ADVERTISEMENT
“Utama Mandala ya candi itu sendiri, di Ring I. Kalau di Madya Mandala dan Jaba Mandala itu memang ruang publik untuk menunjang bagaimana kegiatan di candi atau di pura,” kata Pendeta Mahendrajaya saat dihubungi pada Senin (21/8).
“Nah patung yang dipasang itu kan di Ring II, dalam artian di sini kan tidak di Utama Mandalanya, jadi tidak mengganggu aktivitas umat Hindu dalam beribadah, kan kami ibadahnya di Ring I,” ujarnya.
Tokoh Pendeta Hindu, Ngakan Ngurah Mahendrajaya. Foto: hindujogja.com
Dia juga mengatakan kehadiran patung raksasa tersebut tak memberikan pengaruh apapun terhadap kesakralan Candi Prambanan sebagai tempat ibadah umat Hindu. Di Bali sendiri, sudah jadi hal biasa ketika umat Hindu sedang melakukan upacara atau ibadah di pantai kemudian di sekitarnya lewat bule-bule yang hanya memakai bikini.
ADVERTISEMENT
“Kalau bilang itu mengganggu kesakralan, pengunjung itu banyak yang haid tetap dibolehkan masuk ke candi, itu kan lebih dahsyat,” ujarnya.
Selain itu, berbagai event seperti konser musik yang kerap digelar di Ring II Candi Prambanan menurut dia juga lebih mengkhawatirkan ketimbang sekadar pemasangan patung tersebut. Sebab, konser-konser tersebut menggunakan sound system yang getaran suaranya lebih berbahaya untuk bangunan candi.
“Kan lebih berbahaya ketika musik itu dengan sekian sound system, itu yang mempengaruhi ketahanan candi. Itu risikonya lebih nyata,” kata dia.
Pengunjung berada di dekat karya seni kontemporer seniman dunia Brian Donnelly atau KAWS saat pameran bertajuk Kaws : Holiday Indonesia di pelataran Candi Brahma di Kompleks Candi Prambanan, Sleman, D.I Yogyakarta, Sabtu (19/8/2023). Foto: Andreas Fitri Atmoko/ANTARA FOTO
Sebelumnya, pemasangan patung raksasa KAWS di kawasan Candi Prambanan mendapat komentar miring dari sejumlah orang di media sosial.
Beberapa seniman yang memprotes pemasangan patung KAWS ini mulai dari pesinden Agnes Serfozo, pelukis Satya Cipta, hingga seniman Sutanto Mendut. Mereka memandang bahwa pemasangan patung raksasa itu tidak pantas karena berada di kawasan Candi Prambanan yang merupakan tempat ibadah Umat Hindu.
ADVERTISEMENT