Konten Media Partner

Pembacok Pemuda Calon Peserta Tes CPNS di Jogja Mabuk saat Beraksi

30 Oktober 2024 12:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers pengungkapan kasus pengeroyokan dan pembacokan di Polsek Gamping, Rabu (30/10). Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers pengungkapan kasus pengeroyokan dan pembacokan di Polsek Gamping, Rabu (30/10). Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
Para pelaku pengeroyokan dan pembacokan dua pemuda dari Pemalang, Jawa Tengah, yang hendak mengikuti tes CPNS di Jogja dalam kondisi mabuk saat beraksi.
ADVERTISEMENT
Aksi pengeroyokan itu terjadi pada Jumat (25/10) dini hari kemarin di Gamping, Sleman. Dari 6 orang pelaku, polisi telah menangkap 3 pelaku, sedangkan 3 lainnya masih dalam proses pencarian.
Adapun korban adalah MP (30) dan BS (23) yang datang dari Pemalang ke Jogja untuk mengikuti tes CPNS.
Kapolsek Gamping, AKP Sandro Dwi Rahadian, mengatakan bahwa saat beraksi para pelaku dalam kondisi mabuk karena pengaruh minuman keras (miras).
“Dan hasil dari pemeriksaan kita pada saat kejadian yang bersangkutan pelaku ini dalam kondisi mabuk miras,” ujar Sandro di Mapolsek Gamping, Rabu (30/10).
Kapolsek Gamping, AKP Sandri Dwi Rahadian. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
Tiga pelaku yang telah ditangkap di antaranya adalah LY (37), SA (33), dan JT (28). Sementara itu, masih ada tiga pelaku yang masih buron, yakni GL, AT, dan RG.
ADVERTISEMENT
Adapun motif para pelaku adalah karena salah sasaran. Awalnya, para pelaku merencanakan untuk bertemu dan mengejar kelompok musuh mereka.
“Kemudian di tengah jalan karena melihat dua orang yang jalan, dikira mata-matanya dia (musuh), lalu terjadilah pengejaran dan pembacokan itu,” ujarnya.
Akibat kejadian tersebut, dua korban yakni MP (30) dan BS (23) harus dirawat di rumah sakit. Untuk MP saat ini menurutnya sudah bisa rawat jalan, namun BS harus dirawat di rumah sakit di Jakarta karena mengalami kelumpuhan pada tubuh bagian kirinya.
“Untuk korban BS, separuh badan kirinya mengalami kelumpuhan, tidak bisa bergerak,” ujarnya.