Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten Media Partner
Pembunuhan 1 Keluarga di Magelang Tanda Ada Masalah Sistemik Keluarga Indonesia
30 November 2022 15:45 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Guru Besar dari Fakultas Psikologi UGM, Koentjoro, mengatakan bahwa kasus pembunuhan satu keluarga di Magelang, Jawa Tengah, yang dilakukan oleh anaknya sendiri memperlihatkan gejala masalah yang sistemik di dalam keluarga.
ADVERTISEMENT
Mestinya, keluarga menjadi ruang yang paling aman bagi semua orang. Tapi justru banyak anggota keluarga yang tega melakukan kejahatan kepada anggota keluarga lain, bahkan sampai membunuhnya.
“Dan ini dialami banyak keluarga di Indonesia,” kata Koentjoro saat dihubungi Pandangan Jogja @Kumparan, Rabu (30/11).
Kasus di Magelang, menurut dia memperlihatkan tidak adanya kedekatan batin antara satu anggota keluarga dengan anggota yang lain.
“Mereka hanya dekat secara fisik, tapi secara hati, secara perasaan itu tidak. Tidak ada ikatan cinta di dalam keluarga itu,” ujarnya.
Jika masih ada ikatan cinta di dalam keluarga, meski hanya sedikit, maka menurut dia seorang anak tidak akan tega membunuh orang tuanya, begitu juga sebaliknya. Sebenci-bencinya dia dengan anggota keluarganya, dia tidak akan tega membunuhnya.
ADVERTISEMENT
“Seperti orang Jawa itu, tega larane ora tega patine (tega dengan rasa sakitnya, tapi tidak tega dengan kematiannya,” kata Koentjoro.
Gejala ini menurutnya semakin terlihat sejak pandemi COVID-19, dimana setiap anggota keluarga hanya menjalankan tugas fungsionalnya saja. Keluarga fungsional hanya mampu memberikan makan, minum, dan kebutuhan materi lainnya.
“Tapi kasih sayang, perhatian itu tidak. Apalagi sekarang pegang HP sendiri-sendiri, masing-masing sibuk dengan urusannya sendiri, lupa ngurusin anaknya,” ujarnya.
“Tidak mengajarkan kasih sayang, tepa selira, perhatian, itu tidak ada. Hanya dipenuhi kebutuhan-kebutuhan fisiknya saja," kata Koentjoro.
Permasalahan ini menurut dia bermuara pada lemahnya pendidikan di dalam keluarga. Banyak pasangan yang menikah tapi tidak memahami betul tugas dan fungsinya di dalam keluarga, termasuk pengetahuan bagaimana mendidik anak dengan baik.
ADVERTISEMENT
“Masalahnya sekarang tidak ada pendidikan mempersiapkan diri untuk berkeluarga,” tegasnya.