Konten Media Partner

Pemda Yakin Tak Ada Orang Miskin di Sumbu Filosofi Jika Jadi Situs Warisan Dunia

6 September 2022 15:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Laksmi Pratiwi, saat memberikan sambutan dalam acara puncak Jogja World Heritage Week 2022 di Panggung Krapyak. Foto: Widi RH Pradana
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Laksmi Pratiwi, saat memberikan sambutan dalam acara puncak Jogja World Heritage Week 2022 di Panggung Krapyak. Foto: Widi RH Pradana
ADVERTISEMENT
Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) optimis ditetapkannya Sumbu Filosofi Yogya sebagai situs warisan dunia atau world heritage akan berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar Sumbu Filosofi.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Laksmi Pratiwi, mengatakan bahwa peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar Sumbu Filosofi merupakan keniscayaan jika Sumbu Filosofi menjadi nominasi situs warisan dunia.
“Tentu di area nominasi enggak mungkin dong masyarakatnya di bawah level, dia harus naik kelas semua, berarti kesejahteraan mesti meningkat,” kata Dian Laksmi saat ditemui setelah acara penutupan Jogja World Heritage Week 2022 di kawasan Panggung Krapyak, Senin (5/9) malam.
Ketika Sumbu Filosofi menjadi situs warisan dunia, tentu sektor pariwisata di kawasan tersebut akan semakin bergeliat. Wisatawan yang berkunjung ke area Sumbu Filosofi menurut dia juga akan mengalami peningkatan pesat yang tentu akan turut berkontribusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.
“Kalau cita-cita pemerintah kan inginnya enggak ada orang miskin, ini akan jadi pemicu kita untuk mengupayakan yang terbaik khususnya di area nominasi,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Dian mencontohkan bagaimana peningkatan kesejahteraan masyarakat di Sawahlunto setelah ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO pada 2019. Melihat situasi itu, Dian optimis jika Sumbu Filosofi berhasil menjadi situs warisan dunia juga akan mengikuti kesuksesan seperti yang terjadi di Sawahlunto, Sumatra Barat.
“Bulan Agustus (Sawahlunto) ditetapkan, Desember sudah mencapai 200 persen lebih kenaikan pariwisata,” ujarnya.
Panggung Krapyak saat menjadi menampilkan video mapping tentang Sumbu Filosofi Yogya. Foto: Widi RH Pradana
Sebelumnya, UNESCO telah menyatakan bahwa dokumen-dokumen yang diajukan untuk menetapkan Sumbu Filosofi sudah lengkap. Pekan lalu, evaluator dari UNESCO bahkan telah datang ke Yogya untuk melakukan visitasi, mengecek langsung Sumbu Filosofi yang diajukan oleh Pemda DIY.
“Sekarang kita masih nunggu sidang komite UNESCO, untuk hasil dan rekomendasi apa yang harus segera kita tindaklanjuti. Paling nanti sekitar di akhir tahun rekomendasi itu keluar,” kata Dian Laksmi Pratiwi.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, situs warisan dunia menurutnya hanyalah bonus. Tujuan yang paling penting dan utama menurut dia adalah bagaimana Sumbu Filosofi bisa memperkuat Keistimewaan DIY.