Peneliti BRIN: Citayam Fashion Week Bisa Harumkan Nama Anies dan Ridwan Kamil

Konten Media Partner
6 Agustus 2022 15:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan dan jajaran pejabat lembaga keuangan Uni Eropa (European Investment Bank), di kawasan Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Selasa (19/7/2022). Foto: Pemprov DKI Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan dan jajaran pejabat lembaga keuangan Uni Eropa (European Investment Bank), di kawasan Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Selasa (19/7/2022). Foto: Pemprov DKI Jakarta
ADVERTISEMENT
Peneliti di Pusat Penelitian Masyarakat dan Budaya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Henny Warsilah, mengapresiasi lahirnya Citayam Fashion Week (CFW) sebagai bentuk kreativitas dan inovasi anak-anak muda dari pinggiran Ibukota. Apa yang dilakukan oleh anak-anak muda itu menurut Henny perlu didukung oleh pemerintah daerah setempat, baik pemerintah DKI Jakarta maupun Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Dukungan ini bukan hanya semata-mata untuk mendukung kreativitas anak-anak muda itu. Namun, jika CFW ini dapat dikelola dengan baik oleh pemerintah, menurut Henny sangat potensial untuk mendatangkan wisatawan sekaligus menambah pendapatan daerah.
“Kalau dibuat event kalender per bulan, saya pikir akan menguntungkan Jakarta, akan menguntungkan nama Pak Anies dan Pak Ridwan Kamil bahwa mereka bisa merangkul remaja,” kata Henny Warsilah dalam webinar ‘Fenomena Fashion Week dalam Kacamata Peneliti BRIN’, Jumat (5/3).
Momen Gubernur Jabar Ridwan Kamil lenggak-lenggok di catwalk Citayam Fashion Week. Foto: Pemprov Jabar
Hal ini seperti yang dilakukan oleh pemerintah Banyuwangi, dimana mereka mengelola Banyuwangi Fashion Festival yang lahir dari masyarakat hingga menjadi event tahunan berskala internasional.
Karena itu, pemerintah menurut dia perlu mengambil alih event CFW ini sebelum dikapitalisasi oleh pihak-pihak swasta untuk memperkaya diri mereka sendiri. Sebagaimana diketahui, sebelumnya CFW telah coba diklaim hak kekayaan intelektualnya (HAKI) oleh sejumlah orang berduit.
ADVERTISEMENT
“Jika haknya sudah dikapitalisasi oleh para pesohor tadi, ini akan merugikan para remaja. Mereka tidak akan bisa berkreativitas lagi. Saya harap pemda atau pemprov mengambil alih, menjadikan ini menjadi milik publik,” lanjutnya.
Namun, akuisisi oleh pemerintah ini bukan dalam rangka ingin membatasi atau mengekang kreativitas anak-anak muda ini. Sebaliknya, akuisisi yang dimaksud justru mesti bertujuan untuk mewadahi kreativitas mereka. Dengan begitu, event Citayam Fashion Week ini bisa berkelanjutan, tidak hanya booming sesaat saja.
“Jadi jangan dilarang, tapi difasilitasi. Kalau tidak boleh di Dukuh Atas, ya sediakan fasilitas di tempat lain, terutama di Monas misalnya,” ujarnya.
Dukungan lain selain memfasilitasi tempat juga bisa berupa edukasi dan pelatihan kepada anak-anak muda ini. Sehingga nantinya jangkauan dan kegiatan CFW bisa lebih luas, misalnya dengan melatih anak-anak itu bermusik, bermain teater, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Upaya-upaya itu juga dinilai dapat mencegah mereka masuk ke dalam kegiatan dan pergaulan yang negatif, seperti pornografi, prostitusi anak di bawah umur, narkoba, tawuran antarremaja, dan sebagainya.
“Jadi bukan hanya ikut berlenggak-lenggok di Dukuh Atas, tapi juga mesti membuat kebijakan-kebijakan yang memungkinkan,” kata dia.
Selama ini, pemerintah menurut Henny hanya fokus pada kepentingan-kepentingan politik dan ekonomi yang skalanya besar. Namun, perhatian terhadap kreasi-kreasi anak muda, apalagi anak muda yang berasal dari kelompok marginal di pinggiran ibukota.
“Kalau kita lihat pemerintah masih sibuk dengan urusan-urusan yang terkait dengan pemilu saja, tidak melihat bahwa kota itu juga memiliki banyak sekali remaja,” ujar Henny Warsilah.