Konten Media Partner

Peneliti BRIN Sebut Hobi Pesta Membuat Gay Paling Banyak Terinfeksi Cacar Monyet

2 Agustus 2022 18:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Zulvikar Syambani Ulhaq. Foto: ResearchGate
zoom-in-whitePerbesar
Zulvikar Syambani Ulhaq. Foto: ResearchGate
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cacar monyet atau monkeypox telah menjadi perhatian serius dunia kesehatan internasional. Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan telah menetapkan wabah cacar monyet sebagai situasi darurat kesehatan global.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan dua mingguan WHO yang diluncurkan bulan lalu, ternyata ditemukan ada kekhasan orientasi seksual dari pasien cacar monyet. WHO melaporkan, 60 persen pasien cacar monyet (1.214 dari 2.025) diidentifikasi sebagai seorang homoseksual atau gay, biseksual, serta laki-laki yang berhubungan seks dengan sesama laki-laki.
Hal ini memunculkan dugaan bahwa cacar monyet menular melalui hubungan seksual antara laki-laki dengan laki-laki.
Peneliti Pusat Riset Kedokteran Praklinis dan Klinis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Zulvikar Syambani Ulhaq, mengatakan sebenarnya cacar monyet dapat menginfeksi semua orang, tidak hanya gay. Meskipun berdasarkan data epidemiologis 2022 menunjukkan bahwa mayoritas pasien cacar monyet adalah pria dengan riwayat LSL atau laki-laki seks dengan laki-laki.
“Tetapi sebenarnya bisa terkena pada semua orang, jadi tidak hanya kepada LSL,” ujar Zulvikar dalam seminar tentang cacar monyet yang diselenggarakan oleh BRIN secara virtual, Selasa (2/8).
Ilustrasi cacar monyet. Foto: Shutterstock
Banyaknya gay yang terinfeksi cacar monyet menurut dia berkaitan dengan kebiasaan para gay di Amerika dan Eropa yang suka party atau berpesta yang membuat kerumunan dengan banyak sekali orang di dalamnya. Karena itu, jika ada satu orang di dalamnya ada yang terinfeksi cacar monyet, maka penyakit itu akan sangat cepat menular di dalam komunitas tersebut.
ADVERTISEMENT
“Saya mau menekankan juga tidak selalu melalui hubungan seksual. Jadi hubungan seksual itu adalah salah satu penularannya karena memang kontak skin to skin,” lanjutnya.
Kebiasaan berpesta dengan banyak orang itulah yang menurut Zulfikar paling mungkin menjadi pemicu penularan cacar monyet di kalangan gay. Sebab, setiap ada pesta pasti akan terjadi kerumunan yang membuat penularan penyakit tersebut menjadi sangat cepat.
“Monkeypox bukan penyakit IMS (Infeksi Menular Seksual) klasik, akan tetapi dapat ditularkan selama kontak seksual, tempat tidur, atau pakaian bersama,” ujarnya.
Karena dapat menyerang semua orang, Zulvikar menekankan supaya masyarakat meningkatkan kewaspadaan terutama dengan cara meminimalisir kerumunan. Meski begitu, menurutnya kelompok masyarakat gay merupakan salah satu kelompok berisiko yang perlu diberikan edukasi terkait penularan penyakit cacar monyet.
ADVERTISEMENT
Sehingga jika mereka mengalami gejala mirip cacar monyet, mereka bisa sesegera mungkin memeriksakan kesehatannya.
“Sekaligus juga memberikan informasi kepada masyarakat secara umum tentang kesadarannya terhadap monkeypox,” kata Zulvikar Syambani Ulhaq.