Penjaja Uang Baru di Dekat Malioboro Jogja Sehari Bisa Dapat Omset Rp 80 Juta

Konten Media Partner
9 April 2024 15:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Herry Suprapto salah satu penjaja uang baru di Jogja. Foto: Arif UT
zoom-in-whitePerbesar
Herry Suprapto salah satu penjaja uang baru di Jogja. Foto: Arif UT
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam beberapa pekan terakhir, telah bermunculan penjaja uang baru di dekat Malioboro Jogja yakni di sepanjang Jalan Panembahan Senopati yang berada persis di seberang Bank Indonesia (BI) Yogya. Dalam sehari omset mereka bisa sampai Rp 80 juta dengan jumlah konsumen yang mencapai 50-60 orang per hari.
ADVERTISEMENT
Hal itu salah satunya diakui oleh Herry Suprapto, yang setiap hari menjajakan uang di pinggir jalan tersebut sejak pukul 07.00 WIB dan baru menutup lapaknya pukul 23.00.
“Lumayan mas hasilnya. Setahun sekali kan. Rejeki setahun sekali, sekarang kurang tidur gak papa yang penting memanfaatkan kesempatan setahun sekali,” kata Herry Suprapto, pekan lalu.
Foto: Arif UT
Untuk biaya jasa penukaran uang baru tersebut, per Rp 100 ribu Herry mengitup antara Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu. Tergantung emisi uang yang ditukarkan, makin baru emisi uangnya makin mahal. Untuk diketahui Bank Indonesia pada tahun ini telah mengeluarkan emisi uang baru yang masyarakat tentu saja belum semua pernah mendapatkannya.
Menurut Herry, pecahan yang paling diminati konsumen adalah pecahan Rp5 ribu dan juga Rp10 ribu. Pelanggannya pun beragam, mulai dari karyawan, anak muda, orang tua, sampai beberapa perusahaan yang ingin membagikan THR.
Foto: Arif UT
Untuk modal berjualan, Herry mengaku mengeluarkan modal hingga Rp 140 juta yang ia dapat pinjam dari kedua anak kandungnya.
ADVERTISEMENT
Bermodal Rp 140 juta dari pinjaman kedua anaknya, Herry Suprapto mulai menjajakan uang baru sejak 18 Maret lalu. Sedangkan uang-uang baru pecahan Rp 2 ribu hingga Rp 20 ribu itu ia dapatkan dari bank-bank di Semarang dan Blitar.
“Sebab hampir semua bank di Jogja hanya tersedia uang layak edar, bukan uang baru. Kan yang laku uang-uang cetakan baru apalagi kalau emisi baru kan banyak diburu,” jelasnya.
Foto: Arif UT
Pak Harjo, seorang sopir becak yang sehari-hari mangkal di Malioboro pun menukarkan uang baru sebesar Rp 1,5 juta untuk ia bawa pulang kampung ke Gunungkidul.
“Untuk THR ponakan-ponakan, kan seneng kalau uangnya baru,” katanya saat menukar uangnya di lapak Herry.
Pengakuan yang sama diutarakan oleh Mawar Kusuma yang pekan lalu hendak balik kampung ke Lampung.
ADVERTISEMENT
“Ini juga dititipin Ibu untuk nukar uang baru Rp 5 juta totalnya. Nanti buat lebaran dibagi ke adik-adik dan ponakan-ponakan,” katanya.