Perang Kota Damkar Yogya: Operasi Senyap dalam Gelap Memburu Tawon Vespa

Konten Media Partner
5 Juni 2021 16:15 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Sehabis magrib, Hendro dan tim bergegas menuju medan perang. Hendro lagi-lagi ditunjuk sebagai eksekutor, dia yang akan head to head melawan koloni tawon vespa yang mengerikan.
Petugas Damkar Yogya seusai operasi tangkap tawon. Foto: Dokumentasi Damkar Yogya
Telepon di kantor Pemadam Kebakaran Kota Yogyakarta berdering nyaring. Seorang petugas yang tengah berjaga dengan sigap mengangkat telepon itu. Dari seberang telepon, seseorang memperkenalkan dirinya dan mengatakan maksudnya.
ADVERTISEMENT
“Pak, saya minta tolong evakuasi sarang tawon di tempat saya,” kata seseorang dari seberang.
Sambil sibuk mencatat di sebuah kertas, sang petugas menanyakan lebih detail alamat dan bagaimana kondisi sarang tawon yang minta untuk dievakuasi. Terakhir, sang petugas meminta penelepon untuk mengirimkan foto sarang tawon yang dimaksud serta kondisi di sekitarnya. Itu dibutuhkan para petugas untuk melakukan pemetaan dan menyusun strategi sebelum berperang melawan pasukan tawon vespa yang ganas.
Hendro Syaiful Rahmad memimpin rapat terbatas dengan empat personel lain, menentukan strategi terbaik untuk mengevakuasi sarang tawon yang ternyata terdapat di daerah Wirobrajan, Jogja. Dia adalah salah seorang personel Pemadam Kebakaran Kota Jogja. Ini akan menjadi tugas OTT-nya yang kesekian puluh kali. Bukan Operasi Tangkap Tangan, tapi Operasi Tangkap Tawon, layanan Damkar Jogja yang baru diresmikan akhir Mei kemarin.
ADVERTISEMENT
Pertempuran kali ini akan cukup berat. Sarang tawon berada di atap sebuah bangunan lantai tiga, tingginya sekitar 10 meter. Di sekitarnya, merupakan kawasan padat penduduk yang mengharuskan Hendro dan timnya mesti makin berhati-hati. Jika tidak, bisa jadi tawon-tawon itu akan menyerang dan menyengat warga sekitar.
Rapat usai, tapi mereka belum bisa meluncur ke medan pertempuran. Karena berperang melawan tawon vespa pada siang hari, sama saja menjemput petaka. Jika ingin menang, mereka mesti mengevakuasi sarang tawon itu pada malam hari.
Siang hari, tawon vespa akan keluar sarang dan mencari makan. Mereka akan jadi ancaman baik bagi petugas maupun bagi masyarakat sekitar. Ketika tawon-tawon itu pulang, dan menemui rumahnya sudah tiada, mereka juga akan menjelma menjadi tawon yang lebih agresif.
ADVERTISEMENT
“Karena itu, evakuasi harus dilakukan malam hari ketika semua tawon sudah masuk ke sarangnya,” kata Hendro menceritakan kembali salah satu pengalaman evakuasi sarang tawon yang paling berat, Rabu (3/6).
Berperang dalam Gelap
Operasi tangkap tawon musti dilakukan malam hari. Foto: Dokumentasi Damkar Yogya
Sehabis maghrib, Hendro dan timnya bergegas menuju medan perang. Hendro lagi-lagi ditunjuk sebagai eksekutor, dia yang akan head to head melawan koloni tawon vespa yang mengerikan. Dalam benaknya, doa tak lupa dilantunkan. Karena bagaimanapun, sengatan tawon vespa bisa membuatnya panas dingin seharian. Bahkan jika yang menyengat lebih dari tiga tawon, nyawa bisa saja melayang.
Tak butuh waktu lama, mereka tiba di tujuan. Benar saja, sarang tawon berada di tempat yang cukup tinggi sehingga mereka membutuhkan tangga untuk menjangkaunya. Evakuasi makin sulit karena lokasinya berada di tengah pemukiman padat penduduk. Hal ini membuat tangga yang dipasang menjadi terlalu vertikal, sebab tak ada ruang lebih untuk membuat tangga lebih miring lagi.
ADVERTISEMENT
Tapi, itulah tugas mereka. Karena itulah operasi tangkap tawon ada.
“Semua lampu matikan dulu,” kata Hendro kepada timnya setelah merasa yakin telah memahami medan pertempuran.
Operasi ini memang mesti dilakukan dalam gelap. Sebab, tawon vespa ada kecenderungan untuk terbang ke arah cahaya. Hal ini menjadi bahaya ketika ada tawon yang lepas.
Pernah salah seorang petugas pemadam menjadi korban sengatan tawon vespa yang berhasil keluar dari sarang ketika sedang dievakuasi.
Padahal dia berada di dalam mobil, dan lokasi mobil sebenarnya diparkirkan cukup jauh dari sarang. Tapi karena mobil tersebut diparkirkan di lokasi yang terang, maka seekor tawon vespa yang luput dari operasi terban ke arah mobil dan menyengat seorang petugas yang ada di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Ketika lampu sudah mati, operasi bisa segera dilaksanakan. Kini, satu-satunya cahaya hanya berasal dari senter yang menempel di kepala Hendro, sang eksekutor. Dia sudah dilengkapi dengan berbagai alat pelindung diri; jaket karet, sarung tangan, helm, serta masker berbentuk seperti jaring untuk menghalangi wajahnya dari sengatan tawon.
Operasi Senyap
Hendro Syaiful Rahmad. Foto: Widi Erha Pradana
Yang paling lama dari setiap operasi tangkap tawon justru persiapannya. Medan yang sulit membuat persiapan yang mesti dilakukan semakin banyak. Misalnya seperti operasi malam itu, mereka kesulitan memasang tangga karena ruang yang sangat terbatas.
Kesulitan lain yang kerap ditemukan misalnya ketika sarang ada di pohon, maka mereka mesti memotong lebih dulu ranting-ranting yang ada di sekitar sarang yang berpotensi mempersulit proses evakuasi. Tak jarang, bentuk sarang yang tidak simetris juga memberikan kesulitan tersendiri. Pernah juga mereka mengevakuasi sarang tawon di sebuah atap rumah yang sebenarnya tidak terlalu tinggi. Namun, dinding rumah langsung berbatasan dengan sungai yang cukup dalam. Sehingga mereka mesti membuat jembatan seadanya lebih dulu supaya tangga yang mereka bawa bisa dipasang.
ADVERTISEMENT
Dan yang membuat makin sulit, semua operasi mesti dilakukan dalam senyap. Sebab, tawon vespa sangat peka dengan getaran dan suara.
Perlahan, para petugas dengan sangat hati-hati mulai memasang tangga mereka di dinding gedung. Beberapa posisi dicoba, tetap saja tak dapat ditemukan posisi yang ideal. Tangga yang tingginya sekitar 9 meter itu hanya bisa dimiringkan sekitar 70 sampai 80 derajat. Membuat tugas Hendro menjadi semakin sulit.
Rekannya yang lain memegangi tangga dari bawah, Hendro mulai menaiki anak tangga satu demi satu. Waktu terasa melambat, juga mendebarkan. Di satu sisi, Hendro mesti meminimalkan gerakan dan suara untuk mencegah tawon-tawon itu keluar dari sarangnya. Di sisi lain, Hendro harus fokus dengan tegaknya tangga yang sedang dia naiki.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, Hendro sampai di anak tangga terakhir. Di hadapannya, kini ada sarang tawon vespa seukuran ember yang didalamnya terdapat ratusan ekor tawon.
Dengan hati-hati, Hendro mulai menyumbat satu demi satu lubang pada sarang yang menjadi akses keluar masuk tawon menggunakan kapas. Perlahan dan mesti dilakukan dalam senyap. Jangan sampai koloni tawon vespa di dalam sarang itu sadar kalau mereka sedang disabotase di dalam sarang mereka sendiri.
Satu, dua, tiga, dan akhirnya semua lubang berhasil dia sumbat. Sejenak, Hendro bisa bernapas lega. Pekerjaan berikutnya tidak terlalu berat, yakni menyemprotkan bensin ke dalam sarang tawon itu untuk membunuhnya. Dari celah kecil, Hendro menyemprotkan bensin yang ada di dalam botol air mineral.
Sesaat, kepanikan terjadi di dalam sarang. Ratusan tawon di dalamnya terbangun dan berusaha mencari jalan keluar supaya tak mati karena aroma bensin yang sangat kuat. Suara ratusan tawon di dalam sarang terdengar sampai keluar, sangat jelas dan mengerikan.
ADVERTISEMENT
Tapi sayang, semua jalan keluar telah ditutup oleh Hendro. Ratusan tawon itu tinggal menunggu ajalnya di dalam sarangnya sendiri. Kadang, operasi dilakukan dengan menangkap hidup-hidup tawon di dalam sarangnya. Hal ini biasanya dilakukan ketika ada orang yang meminta tawon tersebut untuk dijadikan santapan tinggi protein.
“Rasanya kayak walang goreng,” kata Hendro.
Perlahan, suara di dalam sarang itu mulai senyap. Itu menandakan, tawon-tawon vespa di dalamnya mulai mati satu per satu. Dan itu artinya, tugas Hendro sudah selesai. Dia dan timnya bisa pulang ke kantor dengan membawa kemenangan mutlak.
Operasi-operasi evakuasi sarang tawon itu saat ini makin sering dilakukan oleh para petugas Damkar Jogja karena semakin banyak warga yang meminta pertolongan untuk mengevakuasi sarang tawon di rumahnya atau di sekitar tempat tinggalnya. Sejak awal tahun hingga Mei saja, Damkar Jogja telah mengevakuasi sedikitnya 77 sarang tawon. Dan jangan bayangkan sarang tawon itu kecil-kecil saja serupa bola tenis, tidak. Beberapa di antara sarang tawon tersebut bahkan berdiameter 4 sampai 5 meter.
ADVERTISEMENT
Tingginya ancaman tawon vespa bagi warga Jogja membuat Dinas Pemadam Kebakaran Kota Yogyakarta, pada akhir Mei kemarin, meresmikan layanan baru mereka, yakni OTT: Operasi Tangkap Tawon.
Baca Juga