Perbedaan Wisatawan Jakarta, Jabar, dan Jatim saat di Jogja Menurut Ketua PHRI

Konten Media Partner
28 Juni 2022 18:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tugu Jogja Pada Malam Hari  (Foto: dok : Flickr / Kusuma Aprianto)
zoom-in-whitePerbesar
Tugu Jogja Pada Malam Hari (Foto: dok : Flickr / Kusuma Aprianto)
ADVERTISEMENT
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Deddy Pranowo Eryono, mengungkapkan ada tiga perbedaan karakteristik yang mencolok antara orang Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur ketika berwisata ke Jogja. Perbedaan itu menurut Deddy dilihat dari oleh-oleh yang mereka cari.
ADVERTISEMENT
Wisatawan yang datang dari Jakarta menurut dia lebih cenderung suka mencari makanan tradisional, baik untuk dimakan di Jogja maupun sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang.
“Kalau dari DKI itu yang dituju pasti makanan khas, kayak gudeg, bakpia, dan sebagainya,” kata Deddy Pranowo saat dihubungi Pandangan Jogja @Kumparan, Selasa (28/6).
Kebiasaan ini berbeda dengan wisatawan yang berasal dari Jawa Barat yang cenderung lebih suka mencari berbagai jenis suvenir khas. Karena itu, menurut Deddy, wisatawan dari Jawa Barat lebih cenderung lebih suka mengunjungi pusat-pusat perbelanjaan yang banyak menjual suvenir.
“Seperti baju, kerajinan, atau pernak-pernik lainnya yang khas dari Jogja,” lanjutnya.
Wisatawan memadati Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta di hari keenam Lebaran 2022, Sabtu (7/5). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Hal yang sama juga terlihat dari wisatawan dari luar Jawa, seperti wisatawan asal Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi. Mereka juga cenderung lebih suka mengunjungi dan belanja suvenir-suvenir khas Jogja.
ADVERTISEMENT
Sementara wisatawan yang datang dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, lebih cenderung membeli keduanya, baik makanan khas maupun suvenir.
“Kalau dari Jawa Timur itu cenderung kombinasi makanan khas dan suvenir,” ujarnya.
Wisatawan memadati Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta di hari keenam Lebaran 2022, Sabtu (7/5/2022). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Sementara untuk perilaku wisatawan dari satu daerah dengan daerah lain menurut Deddy tidak terlalu banyak yang berbeda. Memang ada wisatawan yang ramah, ada yang arogan, ada yang patuh pada aturan, ada yang suka melanggar.
Namun itu semua menurutnya lebih disebabkan karena pribadi masing-masing, tidak mencerminkan perilaku wisatawan dari suatu daerah secara keseluruhan.
Yang sedikit berbeda, menurut Deddy, adalah wisatawan dari luar Jawa, terutama dalam penggunaan uang. Mereka menurutnya relatif lebih ketat dalam membelanjakan uangnya.
“Misalnya mereka sudah menyiapkan bujet Rp400 ribu untuk hotel, ya sudah harus dapat hotel yang harganya segitu. Sedangkan kalau dari Jawa biasanya relatif lebih longgar,” kata Deddy Pranowo.
ADVERTISEMENT