Perempuan Cuma Jadi Pekerja 'Rendahan' di Bisnis Pariwisata, Hasil Riset Beazley

Konten Media Partner
1 November 2021 20:26 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pekerja wanita di hotel. Foto: Pinterest.com/aditya enterprise
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pekerja wanita di hotel. Foto: Pinterest.com/aditya enterprise
ADVERTISEMENT
Peran perempuan di industri wisata Indonesia belum setara dengan peran laki-laki. Selama ini perempuan hanya mengisi piramida terbawah di dalam struktur tenaga kerja di bisnis pariwisata.
ADVERTISEMENT
Demikian diungkapkan oleh Associate Professor University of the Sunshine Coast, Australia, Harriot Beazley, dalam acara WTIDTalk yang diadakan secara daring oleh Women in Tourism Indonesia, Sabtu (30/10).
Beazley memaparkan bahwa perempuan di industri wisata hanya mengisi pos-pos dengan keterampilan rendah karena adanya kesenjangan pengetahuan dan tingkat pendidikan antara laki-laki dan perempuan.
“Dengan kondisi seperti itu, perempuan hanya menjadi tenaga kerja dengan upah rendah dan dapat digantikan kapanpun sehingga sangat rentan,” katanya.
Kenyataan itu menurut Beazley perlu diubah dan itu bukan hal yang mustahil. Namun, perempuan mesti bekerja sama untuk melakukan perubahan di industri pariwisata.
Perempuan menurutnya dapat memberikan budaya yang berbeda dalam industri wisata. Sentuhan-sentuhan ide perempuan, dapat memberikan warna yang berbeda sehingga dapat meningkatkan kepuasan wisatawan. Apalagi, kebanyakan wisatawan perempuan akan merasa lebih nyaman jika mereka berinteraksi dengan perempuan juga. Sehingga penting memperbanyak peran perempuan di dalam pengelolaan industri wisata.
ADVERTISEMENT
“Jika perempuan bekerja sama sebagai tim, maka akan menciptakan kekuatan kolektif, kekuatan perempuan,” ujarnya.
Lima Area
Kurleni Ukar. Foto: Widi Erha Pradana
Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf, Kurleni Ukar, mengatakan setidaknya ada lima area strategis di dalam industri pariwisata yang bisa diisi oleh perempuan. Lima area itu di antaranya kepemimpinan dan pengambilan keputusan, pendidikan dan pelatihan, kewirausahaan, komunitas masyarakat sipil, serta ketenagakerjaan.
“Kelima area kunci tersebut bisa diisi oleh perempuan dan dapat menunjukkan pemberdayaan perempuan dan gender equality di dunia pariwisata,” ujar Kurleni Ukar, di acara yang sama.
Kurleni mendorong supaya para perempuan mulai berbenah dan menyiapkan diri supaya momentum kebangkitan sektor pariwisata setelah pandemi nanti bisa dimanfaatkan secara optimal. Pasalnya, sektor industri pariwisata sejak pandemi mengalami situasi yang sangat memprihatinkan.
ADVERTISEMENT
Pandemi memberikan dampak yang sangat masif dan signifikan terhadap sektor ini. Tak hanya berakibat pada anjloknya jumlah wisatawan baik mancanegara maupun domestik, jumlah pekerja di sektor ini juga mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Catatan Kemenparekraf, jumlah tenaga kerja di sektor pariwisata menurun sebesar 6,67 persen, dari yang sebelumnya 14,96 juta pekerja pada 2019 menjadi 13,96 juta saat ini.
“Jadi sekitar 1 juta pekerja di sektor pariwisata menganggur akibat pandemi COVID-19. Tapi begitu Covid-19 bisa diatasi, kan wisata langsung bangkit lagi. Nah inilah saat untuk perempuan ambil peran utama,” lanjutnya.
Tips Buat Perempuan Supaya Sukses Berkarier di Industri Wisata
Harriot Beazley. Foto: Widi Erha Pradana
Harriot Beazley membagikan tips kepada para perempuan supaya mereka sukses berkarier di dunia pariwisata. Pertama, jangan pernah berpikir dan mencoba menjadi seperti laki-laki. Supaya bisa sukses, tetaplah menjadi perempuan. Kedua, harus tetap berhubungan baik dengan sesama perempuan dan saling membantu sesama perempuan di tempat kerja.
ADVERTISEMENT
Berikutnya, bersikaplah baik dan penuh empati di dalam manajemen industri wisata. Yang tidak kalah penting, milikilah semangat, ketekunan, dan keyakinan pada diri sendiri di dalam bidang pariwisata.
“Jangan berhenti belajar, sehingga akan selalu memiliki keterampilan-keterampilan baru yang relevan,” ujar Beazley.
Salah satu keterampilan yang paling penting ditingkatkan adalah keterampilan di bidang digital, seperti mendesain website, mengelola media sosial, serta berbagai platform digital lain. Sebab, bidang pekerjaan apapun saat ini tidak bisa lepas dari keterampilan digital, termasuk sektor wisata.
Para perempuan anggota Cengkih Afo Gamalama Spice Project. Foto: Istimewa
Jangan lupa untuk berjejaring dengan banyak orang. Jejaring menurutnya sangat penting untuk membuka akses di dalam bidang apapun, termasuk di industri pariwisata. Supaya menjadi pribadi yang disukai banyak orang, termasuk wisatawan dan teman kerja, jadilah pribadi yang humoris.
ADVERTISEMENT
“Milikilah selera humor yang baik, karena tertawa itu menular,” ujarnya.
Di Indonesia, menurutnya sudah ada beberapa komunitas perempuan yang sukses membangun ekosistem pariwisata. Misalnya di Lombok, ada Rinjani Women Adventure, komunitas perempuan yang menyediakan pemandu para pendaki perempuan.
Di Ternate, juga ada Cengkih Afo Gamalama Spice Project, desa wisata dengan konsep restoran ramah lingkungan dengan resep tradisional yang diisi dan dijalankan oleh para perempuan setempat.
“Peran perempuan dalam pariwisata sangat penting. Mereka punya cara tersendiri dalam membangun, melestarikan, dan mempertahankan budaya dan warisan budaya di tiap daerah,” kata Beazley. (Widi Erha Pradana / YK-1)