Perintah Keras Sultan pada Bupati dan Pejabat Kendalikan Harga Pangan

Konten Media Partner
16 Maret 2023 13:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, saat memimpin High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY di Royal Ambarrukmo Hotel, Rabu (15/3). Foto: Humas Pemda DIY
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, saat memimpin High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY di Royal Ambarrukmo Hotel, Rabu (15/3). Foto: Humas Pemda DIY
ADVERTISEMENT
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, menginstruksikan kepada para bupati/walikota dan pejabat OPD untuk lebih cerdas dalam mengendalikan harga bahan pangan. Sultan meminta supaya pengendalian dan pemantauan harga pangan tak sekadar dilakukan melalui operasi-operasi di pasar induk, tapi juga sampai ke level desa atau kalurahan yang langsung bersinggungan dengan masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Jangan lagi misalnya untuk jual beras murah hanya di pasar besar. Ya nanti dibeli pedagang juga gitu loh. Jadi akhirnya nggak ada artinya gitu karena bukan dibeli masyarakat langsung. Kalau di pasar kecil beda lagi, pasti lebih tepat sasaran,” tegas Sri Sultan HB X saat memimpin High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY di Royal Ambarrukmo Hotel, Rabu (15/03).
Perubahan strategi pengendalian harga pangan ini dilakukan Sultan karena inflasi di DIY yang terus mengalami kenaikan. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi di DIY pada Februari 2023 mengalami kenaikan sebesar 0,27 persen dari bulan sebelumnya, sehingga inflasi di DIY mencapai level 6,28 persen dari tahun sebelumnya.
Angka 6,28 persen, menurut Sultan sangat tinggi dan harus segera ditangani dengan strategi baru yang lebih cerdas. Angka ini menurut dia harus ditekan supaya tak mengakibatkan penurunan daya beli masyarakat sehingga membuat angka kemiskinan di DIY kembali bertambah.
ADVERTISEMENT
Intervensi pasar di level terbawah menurut Sultan akan lebih efektif menekan inflasi ketimbang hanya melakukan intervensi di pasar-pasar besar.
“Harus sampai bawah. Percuma kalau tidak. Ini supaya masyarakat kecil bisa menikmati harga yang lebih murah,” ujar Sultan.
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, saat memimpin High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY di Royal Ambarrukmo Hotel, Rabu (15/3). Foto: Humas Pemda DIY
Berdasarkan catatan BPS, inflasi memang salah satu sebab utama tingginya angka kemiskinan di DIY. Hal itu mengakibatkan harga bahan pangan yang dibeli masyarakat juga mengalami kenaikan sehingga menyebabkan daya beli masyarakat turun.
Dalam wawancara khusus yang dilakukan Pandangan Jogja dengan Kepala Bidang Statistik Sosial BPS DIY, Soman Wisnu Darma, pada Januari kemarin, disebutkan juga oleh Soman bahwa mayoritas masyarakat DIY lebih suka belanja di warung-warung kecil dan pedagang sayur keliling yang harganya lebih mahal ketimbang di pasar induk atau swalayan modern.
ADVERTISEMENT
Kebiasaan belanja di pedagang sayur keliling ini menurut Soman juga mengakibatkan harga pangan di DIY jadi relatif lebih tinggi dibandingkan daerah lain di Jawa.
“Sudah inflasi tinggi, belanjanya di sayur keliling, sehingga ketemu rata-rata harga barang atau komoditas makanannya lebih tinggi dari daerah lain di Jawa,” kata Soman Wisnu Darma.
“Kita ada 3 kategori tempat belanja itu (pasar tradisional, swalayan, dan pedagang keliling), dan mayoritas warga Yogya lebih suka belanjanya di sayur keliling sehingga memang harga barangnya kan lebih tinggi,” ujarnya.