Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Persaingan Merek Laptop saat Penjualan Naik Drastis karena Sekolah Online
email: [email protected]
17 Juli 2020 10:17 WIB
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sudah sekitar 15 menit Rusdiyanto, seorang ayah berusia 46 tahun memilih dan mencari, tapi belum juga menemukan laptop yang sesuai. Anaknya baru saja masuk SMP, tapi karena sampai sekarang pembelajaran masih dilakukan secara daring, maka laptop seolah menjadi perangkat belajar yang wajib dimiliki selain buku dan pensil.
ADVERTISEMENT
“Kemarin sudah ikut PLS (Pengenalan Lingkungan Sekolah) online juga, tapi pakai HP (ponsel), terus kurang enak katanya, cepet panas juga HP-nya, kasihan kan,” kata Rusdiyanto di sebuah toko laptop di Yogyakarta, Kamis (16/7).
Pihak sekolah sebenarnya tidak mewajibkan setiap siswa memiliki laptop, ponselpun tidak masalah, yang penting bisa mengakses proses belajar mengajar yang diberikan guru. Tapi demi mempermudah proses belajar sang anak, karena jika hanya memakai ponsel dirasa kurang cukup maka dia putuskan untuk membelikan laptop saja.
Membawa bujet Rp 5 jutaan, pria yang berprofesi sebagai pengusaha kuliner itupun berburu laptop untuk sang anak. Spesifikasi yang dicari tidak muluk-muluk, cukup bisa internet, melakukan video konferensi, dan tentunya urusan ketik-mengetik.
“Soalnya kalau buat streaming berjam-jam takutnya HP-nya malah cepat rusak,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Dengan bujet yang dia bawa, seharusnya tidak terlalu sulit untuk mencari laptop sesuai kebutuhan. Pasalnya, di toko tersebut menyediakan laptop dengan harga mulai Rp 3 jutaan. Dan semua laptop keluaran terbaru sudah cukup jika sekadar digunakan untuk internet, video konferensi, apalagi urusan ketik-mengetik.
“Tadi sih disaranin (merek) Asus, Acer, kalau enggak Lenovo. Tapi ini masih lihat-lihat dulu sekalian tanya-tanya,” ujar Rusdiyanto.
Penjualan Meningkat Lebih 50 Persen
Nanang Satrio, Manajer Marketing toko komputer Computa Yogyakarta mengatakan bahwa belakangan tingkat penjualan laptop di tempatnya memang meningkat signifikan, terutama pada akhir Juni hingga awal Juli. Menurutnya, peningkatan penjualan ini dikarenakan karena sudah dimulainya tahun ajaran baru 2020-2021.
“Kalau dilihat dari profil pembeli, mayoritas pelajar yang belinya didampingi orangtuanya,” ujar Nanang Satrio.
ADVERTISEMENT
Penjualan makin tinggi karena selain dimulainya tahun ajaran baru, semua sekolah di Yogyakarta sampai sekarang juga masih memberlakukan pembelajaran daring karena situasi pandemi belum juga berakhir. Hal ini menurut Nanang cukup banyak memberikan pengaruh terhadap penjualan laptop.
“Peningkatan cukup drastis mas, 50 persen lebih lah. Tapi maaf, angkanya enggak bisa disebut,” lanjutnya.
Soal merek, ada lima yang menurut Nanang paling bersaing, di antaranya Asus, Lenovo, Acer, Dell, dan HP. Tapi untuk prosesor, yang paling laku adalah tipe Intel Celeron hingga Core i3 yang harganya masih di bawah Rp 7 jutaan. Tipe itu menurut Nanang sudah cukup untuk kebutuhan pelajar yang belum terlalu membutuhkan spesifikasi tinggi.
“Spek untuk kebutuhan pelajar sekarang ya utamanya untuk keperluan bikin tugas sekolah dengan aplikasi Microsoft Office, sama untuk online dengan video conference,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Pertarungan Prosesor Intel dan AMD
Peningkatan penjualan laptop juga terjadi di gerai-gerai laptop yang ada di Jogjatronik Mall. Jacky Hermansyah, salah seorang marketing di salah satu gerai mengatakan puncak penjualan terjadi di dua pekan terakhir sebelum dimulainya tahun ajaran baru.
“Biasanya dua atau tiga biji sehari, Minggu kemarin itu sempat sampai ngeluarin (menjual) 13 laptop (dalam sehari),” ujar Jacky Hermansyah.
Di gerainya, merek yang paling laku adalah Asus dan HP yang harganya di bawah Rp 4 jutaan. Desain Asus yang terkesan simpel dan elegan menurutnya menjadi daya tarik tersendiri, terlebih variasi desain yang disediakan juga lebih banyak ketimbang merek lain.
“Tapi kalau HP kebanyakan yang beli cewek, karena keyboard-nya bisa nyala,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Prosesor Intel, khususnya Intel Celeron Dual Core masih menjadi yang paling banyak dibeli di gerainya ketimbang prosesor AMD. Dari segi prosesor, menurut Jacky memang masih lebih unggul Intel meski dari spesifikasi bisa dibilang di bawah AMD. Namun untuk keperluan grafis, AMD memang lebih diunggulkan. Karena kebutuhan pelajar tidak perlu menggunakan spesifikasi grafis yang tinggi, maka menurut Jacky spek Intel Celeron sudah cukup.
“Kalau pelajar kan paling pakainya CorelDraw atau Photoshop, masih cukuplah pakai Celeron. Kalau sudah desain 3D kayak AutoCad atau Adobe Premiere, baru butuh grafis yang tinggi,” ujarnya.
Di gerai lainnya, masih di Jogjatronik Mall, merek Asus juga masih menjadi primadona. Alasannya lagi-lagi desain laptop, selain elegan juga slim sehingga lebih ringan jika dibawa ke mana-mana. Untuk tipe, saat ini yang sedang menjadi favorit kata Tera adalah Asus tipe VivoBook dengan harga Rp 5 jutaan.
ADVERTISEMENT
Jika di gerai sebelumnya Intel menjadi yang paling dicari, di tempat Tera prosesor yang paling banyak dicari justru AMD, tepatnya tipe Ryzen 3.
“Soalnya lebih murah daripada Intel sih, dengan spek yang sebanding. Ryzen 3 itu hampir setara Core i3. Lebih terjangkau untuk anak sekolah,” ujar Tera Handayani.
Di Intel, tipe yang nyaris sebanding dengan Ryzen 3 kata Tera adalah Core i3 VGA Dedicated, dengan harga Rp 6 jutaan ke atas. Sementara untuk AMD Ryzen 3, hargaya masih di kisaran Rp 5 jutaan. Selain itu, laptop dengan prosesor AMD juga bisa digunakan untuk keperluan standar maupun keperluan grafis.
“Sekarang yang lagi booming itu, Ryzen. Hampir semua merek sekarang juga sudah ada yang tipe prosesornya Ryzen,” ujar Tera. (Widi Erha Pradana / YK-1)
ADVERTISEMENT