Konten Media Partner

Petani Sleman Lega Harga Gabah Rp 6.500 per Kilo: Dulu ke Tengkulak Cuma Impas

7 April 2025 14:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertanian di wilayah Kabupaten Sleman.  Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Pertanian di wilayah Kabupaten Sleman. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
Petani di Sleman mengaku merasa lega karena penyerapan gabah langsung oleh Badan Urusan Logistik (BULOG) dengan harga Rp 6.500 per kilogram dapat memberikan keuntungan. Sebelumnya gabah hanya dapat dijual seharga Rp 5.000–Rp 5.500 per kilogram oleh tengkulak.
ADVERTISEMENT
“Kami sangat tertolong, terbantu untuk adanya program serap gabah dari bulan ini Rp 6.500 berkilo. Untuk kemarin cuma itu berkisar Rp 5.000, paling mungkin Rp 5.500,” ujar Ketua Kelompok Tani Ngudi Rahayu, Sabar Prihatin, saat ditemui di area panen di Margodadi, Seyegan, Sleman, Senin (7/4).
Ketua Kelompok Tani Ngudi Rahayu, Sabar Prihatin. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
“Ya alhamdulillah kalau harga segitu kita masih ada untung, lumayan untungnya dibanding kalau rata-rata Rp 5.000 itu cuma impas. Kita cuma kerja buat kita sendiri,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ketua Gapoktan Margodadi, Seyegan, Beni Sujendro. Ia menyebut penyerapan langsung oleh Bulog ini baru pertama kali dilakukan secara intensif di kelompoknya. Biasanya, petani menjual hasil panen ke tengkulak.
“Ini kan baru pertama dan diintensifkan di awal-awal tahun kemarin. Biasanya tengkulak itu dipanen sendiri, karena petani kan ada petani penggarap, petani yang beli sawah orang lain,” kata Beni di kesempatan yang sama.
Ketua Gapoktan Margodadi, Seyegan, Beni Sujendro. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
Ia berharap program ini tidak hanya menjadi solusi sesaat, namun bisa berlangsung terus ke depan dengan harga yang stabil. “Yang diharapkan ya harga standar seperti ini terus berlanjut. Jadi bisa petani tetap merasakan. Rp 6.500 sudah bagus itu,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, pihaknya tidak sepenuhnya menolak keberadaan tengkulak dan menilai relasi itu tetap dibutuhkan dalam sistem pertanian yang ada.
Petani di Kabupaten Sleman senang hasil pertanian dibeli Bulog. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
Acara tersebut merupakan bagian dari kegiatan Panen Raya Padi Serentak bersama Presiden Prabowo Subianto. Acara tersebut dihadiri oleh Wabup Sleman, Kapolresta Sleman, Kodim 0732 Sleman, pimpinan Bulog, hingga para petani. Ada 20 hektare lahan pertanian yang akan dipanen.
Dalam acara tersebut, para petani juga menyampaikan beberapa kendala yang ditemui saat masa tanam. Beberapa di antaranya adalah masalah irigasi yang terhambat dan hama tikus yang menyerang menjelang masa panen.