Konten Media Partner

Pohon Keben, Simbol Perdamaian Soeharto Jadi Kenang-kenangan Wisuda SD di Yogya

17 Juni 2023 16:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bibit pohon keben yang menjadi kenang-kenangan untuk siswa dalam wisuda kelulusan SD Muhammadiyah Kauman, Yogya, Sabtu (17/6). Foto: Arif UT
zoom-in-whitePerbesar
Bibit pohon keben yang menjadi kenang-kenangan untuk siswa dalam wisuda kelulusan SD Muhammadiyah Kauman, Yogya, Sabtu (17/6). Foto: Arif UT
ADVERTISEMENT
Prosesi wisuda kelulusan di SD Muhammadiyah Kauman, Yogya, digelar dengan cara yang tidak biasa pada Sabtu (17/6). Pasalnya, para siswa yang lulus dibekali dengan bibit pohon keben (Barringtonia asiatica) sebagai simbol kelulusan untuk ditanam di rumahnya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Kepala SD Muhammadiyah Kauman, Layin Fauziyah, mengungkapkan bahwa pemilihan bibit pohon keben sebagai kenang-kenangan bukan tanpa alasan. Pohon ini merupakan simbol dari perdamaian seperti yang ditetapkan oleh presiden kedua Indonesia, Soeharto, pada 5 Juni 1986.
“Kenapa kami memilih pohon keben, karena pohon ini adalah simbol perdamaian yang diamanatkan Presiden Soeharto pada 5 Juni 1986 bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup,” kata Layin Fauziyah, Sabtu (17/6).
Kepala SD Muhammadiyah Kauman, Layin Fauziyah, menyerahkan bibit pohon keben kepada perwakilan siswa dalam acara wisuda pada Sabtu (17/6). Foto: Arif UT
Saat itu, Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto menanam pohon keben di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Hingga saat ini, pohon keben tersebut masih tumbuh subur.
Jauh sebelum itu, Sri Sultan Hamengku Buwono I yang merupakan raja pertama Keraton Yogyakarta sudah menjadikan tanaman tersebut sebagai salah satu tanaman penting di lingkungan keraton.
ADVERTISEMENT
Saat pendirian Keraton Yogya, Sultan HB I atau Pangeran Mangkubumi juga menanam pohon keben sebagai salah satu vegetasi di Keraton Yogya. Sampai sekarang pohon tersebut juga masih tumbuh di kompleks Keraton Yogya, yakni di Pelataran Keben.
“Itu menjadi pohon keben paling tua di Yogya yang tercatat sampai saat ini,” kata panitia wisuda SD Muhammadiyah Kauman yang juga aktif mempelajari pohon-pohon di Yogya, Zaeni Mansyur.
Salah satu pohon keben di halaman Keraton Yogyakarta. Foto: kratonjogja.id
Banyak kisah dan filosofi tentang pohon keben di Keraton tersebut. Salah satu yang paling fenomenal menurut Zaeni adalah ketika pasukan Belanda datang ke Keraton Yogya untuk berperang. Namun saat tiba di Pelataran Keben, mereka mengurungkan niatnya untuk membuat onar di lingkungan Keraton.
“Saya sempat bercakap-cakap dengan Abdi Dalem Keraton, pernah saat ada orang Belanda datang ke Keraton yang awalnya mau marah-marah, mau perang, tiba-tiba setelah sampai di Pelataran Keben itu tidak jadi, jadinya damai,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Bibit pohon keben yang menjadi kenang-kenangan untuk siswa dalam wisuda kelulusan SD Muhammadiyah Kauman, Yogya, Sabtu (17/6). Foto: Arif UT
Tak diketahui pasti apa yang membuat utusan Belanda itu mengurungkan niat untuk berperang. Tapi dia memprediksi, hal itu karena pohon keben memiliki daun yang rindang dan lebar-lebar sehingga membuat lingkungan di sekitarnya jadi sejuk.
“Mungkin karena itu, pasukan Belanda yang awalnya datang dengan emosi kemudian hatinya jadi tenang. Saya kira semua pohon memang memberikan energi yang positif bagi lingkungannya,” ujar Zaeni Mansyur.
Namun dalam filosofi Jawa, pohon keben juga dianggap memiliki makna ngrungkebi atau merangkul kebenaran, selain juga sebagai lambang eksistensi negara yang agung dan bersih.
“Jadi tidak heran jika pohon keben ini dijadikan sebagai simbol perdamaian oleh Pak Harto,” ujarnya.