Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Polisi Bantah Isu Klitih yang Viral di Jl Selokan Mataram: Hanya Salah Paham
30 September 2024 18:12 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kapolsek Mlati, Sleman, Kompol Irwiantoro, membantah isu klitih di Jalan Selokan Mataram yang viral di media sosial. Video itu viral pada Minggu (29/9) malam yang memperlihatkan sejumlah remaja sedang diamankan oleh warga.
ADVERTISEMENT
Irwiantoro menegaskan bahwa para remaja tersebut bukanlah pelaku kejahatan jalanan atau klitih. Berdasarkan penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian, insiden tersebut disebabkan karena kesalahpahaman antara dua kelompok remaja yang tidak saling kenal di jalan.
Insiden itu terjadi pada Minggu (29/9) sekitar pukul 18.00 WIB. Awalnya, salah satu kelompok remaja tersebut disalip oleh kelompok lainnya yang menyebabkan kesalahpahaman di antara kedua kelompok.
“Bukan klitih. Hanya kesalahpahaman antara kelompok anak-anak di jalan, terus kejar-kejaran, akhirnya karena kejar-kejaran, serempetan, lalu jatuh,” kata Irwiantoro dikonfirmasi Pandangan Jogja, Senin (30/9).
“Ada salah satu dari mereka nyalip. Mungkin nyalipnya bagaimana sehingga ada ketersinggungan,” jelasnya.
Insiden tersebut kata dia telah diselesaikan secara kekeluargaan melalui mediasi bersama polisi. Polisi juga tidak menemukan senjata tajam atau sejenisnya dari para remaja yang terlibat keributan tersebut.
ADVERTISEMENT
Diketahui, salah satu kelompok merupakan pelajar SMK asal Sleman, sementara satu kelompok lain merupakan pelajar SMP asal Kota Yogyakarta.
Irwiantoro juga mengatakan agar seseorang tak mudah menyebut suatu kejadian sebagai peristiwa klitih, sebab dikhawatirkan dapat berujung dengan bulan-bulanan warga.
“Yang di media sosial menyampaikan klitih saya harapkan hati-hati, karena kalau menyampaikan tentang klitih akhirnya dari warga ada yang tidak tahu nanti salah paham, bisa berujung penganiayaan,” kata Irwiantoro.