Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Konten Media Partner
Polisi Temukan Formalin dalam Kasus Keracunan di Sleman, Pastikan Ada Tersangka
25 Februari 2025 13:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Polisi menyatakan makanan yang menyebabkan kasus keracunan massal di Tempel, Sleman, mengandung formalin. Saat ini, penyelidikan kasus tersebut telah ditingkatkan ke tahap penyidikan, dan polisi memastikan akan ada tersangka.
ADVERTISEMENT
Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Riski Adrian, mengatakan bahwa pihaknya telah menerima hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel makanan yang diambil dari beberapa lokasi terkait kejadian tersebut.
"Dari hasil lapor, kita ada mengambil beberapa sampel dan beberapa tempat itu mengandung formalin," kata Adrian di Mapolresta Sleman, Senin (25/2).
Polisi juga menegaskan bahwa makanan yang diuji berasal dari beberapa tempat, termasuk lokasi pembuatan makanan serta dua lokasi acara. Namun, ia belum menjelaskan jenis makanan apa yang mengandung formalin itu.
"Yang penting di sampel makanan yang kita duga buat itu, baik dari tempat pembuatannya, habis itu dari tempat 2 TKP ya, dari Tempel maupun itu, kita ambil, itu ada formalinnya," lanjutnya.
Saat ini, polisi masih memeriksa delapan saksi terkait kasus ini, termasuk pemilik acara, orang tua korban, korban, pemilik katering, serta toko yang memasok bahan makanan. Meski belum ada tersangka, polisi memastikan akan ada tersangka karena kasus ini sudah naik ke tahap penyidikan.
ADVERTISEMENT
“Pasti (akan ada tersangka) kalau sudah ada penyidikan kan sudah masuk ke tingkat penyidikan. Secepatnya (kapan soal penetapan tersangka)" tegasnya.
Pihaknya masih menelusuri sumber formalin dalam makanan tersebut dan akan memberikan pembaruan lebih lanjut terkait perkembangan kasus.
Sementara itu, ia juga menjelaskan jika hasil dari Dinkes dan kepolisian berbeda. Hal ini disebabkan karena pemeriksaan oleh Dinkes dilihat berdasarkan mikrobiologi, sementara pemeriksaan dari pihak kepolisian dilihat dari senyawa kimia.